Pilah Pilih Saham IPO, Ada yang Berpotensi Multibagger?
IDXChannel – Juni diramaikan oleh gelombang penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dari sejumlah perusahaan. Selain unit bisnis milik taipan Prajogo Pangestu yang telah lama dinanti investor, analis menilai ada beberapa nama lain yang juga patut diperhatikan.
Full-time investor sekaligus Chief Investment Officer (CIO) Stockwise, Andry Hakim, menyoroti dua nama IPO yang menurutnya patut masuk radar investor.
"CDIA dan COIN yang paling menarik," ujarnya kepada IDXChannel.com, Selasa (24/6/2025). "Dua ini bakal multibagger (berpotensi naik berkali-kali lipat)."
Andry pun membagikan kiat bagi investor, terutama ritel, dalam memilah saham IPO yang potensial.
"Yang terpenting owner dan manajemen," tutur Andry saat ditanya soal indikator utama yang ia cermati.
Tak hanya soal siapa yang mengendalikan perusahaan, ia juga menekankan pentingnya potensi pertumbuhan usaha. "Kedua, terpenting industrinya scalable, bisa bertumbuh menjadi lebih besar lagi," katanya.
Ia juga menyinggung aspek valuasi, mengingat saham IPO kerap melonjak drastis di hari-hari awal. "Ketiga, masih bisa beli di harga yang wajar," imbuh Andry.
Terakhir, ia mengingatkan agar investor mencermati keseimbangan antara penawaran dan permintaan saham di pasar. "Keempat, supply sahamnya lebih kecil dan demand pembelinya besar," demikian kata Andry.
Sementara itu, pengamat pasar saham Dimas Ramadhani juga mengemukakan pandangannya terkait saham-saham IPO yang menarik untuk dicermati.
"PSAT dan CDIA," kata Dimas kepada IDXChannel.com. "Karena saya lihat nilai emisinya yang relatif paling besar di antara ke-8 emiten tersebut."
Namun, ia juga menegaskan, dalam menganalisis saham IPO, pendekatannya berbeda dan tidak sekadar melihat dari sisi fundamental.
"Saya ingin disclaimer bahwa untuk saya pribadi, dalam menganalisis saham yang akan IPO, lebih melihat kepada beberapa hal di bawah ini," ujarnya.
Dimas pun merinci faktor-faktor tersebut. "Pertama, background dari owner bisnisnya. Kedua, underwriter yang membawa emiten tersebut IPO. Dan ketiga, nilai emisi," imbuhnya.
Menurutnya, ukuran nilai emisi bisa menjadi petunjuk kepentingan dan keseriusan di balik IPO tersebut. "Nilai emisi, apabila besar, dan background owner memiliki rekam jejak yang baik, maka saya memandang IPO tersebut memiliki kepentingan dan peluang untuk memberikan keuntungan bagi investor ritel," kata Dimas.
Ia juga menambahkan, faktor fundamental belum menjadi pertimbangan utama saat awal IPO. "Faktor fundamental menjadi kurang perhatian bagi saya karena emiten yang baru IPO mayoritas masih membutuhkan waktu untuk dinilai dari faktor bisnis atau fundamentalnya," ujarnya.
Dalam prospektus IPO yang dirilis Kamis (19/6/2025) lalu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), misalnya, menawarkan sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham, setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang berada di bawah naungan grup bisnis Prajogo Pangestu ini mematok harga penawaran di kisaran Rp170 hingga Rp190 per saham, dengan nilai nominal Rp100 per saham. Artinya, CDIA membidik dana maksimal sebesar Rp2,37 triliun.
Target tersebut menjadikan CDIA sebagai emiten dengan perolehan dana IPO terbesar dibandingkan tujuh perusahaan lain yang juga tengah melakukan penawaran awal (bookbuilding) sepanjang bulan ini.
Selain CDIA, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) juga bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan holding yang juga bergerak di bidang bursa berjangka dan aset kripto ini melepas sebanyak 2,20 miliar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran ditetapkan di kisaran Rp100 hingga Rp105 per saham, dengan potensi dana segar hingga Rp231,61 miliar.
Sementara itu, PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), distributor alat kesehatan, akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 10 Juli 2025. Dalam proses IPO ini, perseroan menawarkan 815 juta saham atau 20,04 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. Masa penawaran awal berlangsung pada 23–25 Juni 2025, dengan harga penawaran di kisaran Rp120–Rp140 per saham. Dengan demikian, CHEK berpotensi meraih dana hingga Rp114,10 miliar.
Selain ketiga nama tersebut, masih ada lima perusahaan dari berbagai sektor yang juga tengah bersiap melantai di bursa. (Lihat tabel di bawah ini.)
(Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.