Industri China Melambat pada Mei 2025 Imbas Perang Tarif
IDXChannel - Pertumbuhan output industri China menyentuh level terendah dalam enam bulan terakhir pada Mei 2025 karena tekanan perang dagang.
Amerika Serikat (AS) dan China menyetujui kesepakatan dagang sementara pada Mei dan Juni 2025. Namun, dampak perang tarif terhadap ekonomi China cukup signifikan bulan lalu.
Output industri naik hanya 5,8 persen bulan lalu, di bawah estimasi para analis sebesar 6,0 persen dan laju paling lambat sejak November 2024.
"Permintaan eksternal yang lebih lemah sebagian menjadi penyebabnya," kata Ekonom Capital Economics Zichun Huang, dilansir dari AFP pada Senin (16/6/2025).
"Meskipun ada gencatan senjata tarif, kontraksi dalam output industri untuk ekspor tampaknya semakin dalam bulan lalu," katanya.
Namun, penjualan ritel -- tolok ukur utama permintaan konsumen -- tumbuh 6,4 persen tahun-ke-tahun pada Mei 2025, laju tercepat sejak Desember 2023.
Angka ini melampaui perkiraan 4,9 persen dalam survei Bloomberg dan naik tajam dari kenaikan 5,1 persen pada bulan sebelumnya.
"Ini adalah tanda pemulihan yang menggembirakan, karena upaya dukungan kebijakan mengalir melalui ekonomi," kata Ekonom ING Lynn Song.
"Namun, pemulihan konsumsi yang lebih berkelanjutan kemungkinan akan membutuhkan perubahan keyakinan konsumen yang lebih besar," katanya.
Tingkat pengangguran turun tipis menjadi lima persen pada Mei 2025 dari 5,1 persen di bulan sebelumnya.
China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen tahun ini. Namun, sasaran tersebut dikhawatirkan sulit tercapai karena ketegangan perdagangan dengan Washington. Kedua pihak telah sepakat untuk menghentikan sementara pengenaan tarif tinggi tetapi belum mengumumkan kesepakatan yang langgeng. (Wahyu Dwi Anggoro)










