Harga Emas Berpotensi Sentuh USD3,500 per Troy Ons, Cek Faktor Pendorongnya

Harga Emas Berpotensi Sentuh USD3,500 per Troy Ons, Cek Faktor Pendorongnya

Ekonomi | idxchannel | Jum'at, 16 Mei 2025 - 05:10
share

IDXChannel – Harga emas dalam tren naik sejak awal tahun. Meski mengalami penurunan beberapa waktu terakhir, harga komoditas tersebut diproyeksi bisa terus meningkat.

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy,  mengungkapkan tiga faktor yang mendorong harga emas makin melonjak. Menurut dia, kenaikan harga emas disebabkan oleh kejadian-kejadian yang sebenarnya tidak diharapkan seperti resesi, perang dan wabah seperti pandemi Covid-19 lalu.

“Kalau begitu ada perang ya siap-siap, enggak usah ada bicara aksi borong besar-besaran. Karena begitu ada perang, orang akan menjual saham dan obligasinya untuk dipindahkan ke safe haven yang paling utama itu adalah emas,” kata Budi dalam acara IDX Channel Community Gathering 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/5/2025).

Selain tiga faktor tersebut, kenaikan harga emas saat ini juga disebabkan oleh negara-negara seperti China dan Singapura yang melepas kepemilikan obligasi AS untuk dipindahkan menjadi instrumen emas. Jika aksi borong emas berlanjut, maka harga diperkirakan akan terus meningkat.

“Suplai relatif terbatas kan tapi demand-nya begitu tinggi jadi aksi borong. Kalau aksi borongnya terus berlanjut, bisa saja harganya ke USD3.500 per troy ons, mungkin,” ujar Budi.

Selain itu, penguatan harga emas juga disebabkan oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah.

Budi melanjutkan, harga emas akan kembali normal apabila kondisi ekonomi global kembali stabil. Hal itu mendorong investor menjual aset emasnya dan kembali berinvestasi pada instrumen saham dan obligasi.

Di sisi lain, Budi menilai investasi pada instrumen emas tidak memberikan arus kas seperti saham. Jika berinvestasi saham para investor akan mendapatkan dividen.

Meski begitu, emas masih menjadi instrumen investasi yang paling diburu di tengah ketidakpastian ekonomi yang tinggi.

“Saat resesi, Covid, perang, itu pasti yang dikejar emas dan beberapa akan memindahkan dari saham dan obligasi ke emas,” tutur Budi. 

(Febrina Ratna Iskana)

Topik Menarik