Efek Tarif AS, Adidas Tak Berani Naikkan Proyeksi Keuangan 2025 Meski Penjualan Naik
IDXChannel- Adidas belum berani menaikkan proyeksi keuangan 2025 meski mencatatkan kinerja yang kuat di kuartal pertama. Produsen pakaian olahraga asal Jerman ini masih melihat perkembangan terkait kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat.
Dilansir Yahoo Finance, Selasa (29/4/2025), CEO Adidas, Bjorn Gulden menyebut seharusnya perusahaan menaikkan target pendapatan dan laba. Namun, situasi ketidakpastian ekonomi akibat tarif membuat perusahaan ragu-ragu melangkah.
Gulden menilai tarif baru AS diperkirakan bisa membuat harga produk Adidas naik. Gulden menyebut kondisi ini juga membuat perencanaan bisnis menjadi sulit dilakukan.
Adidas mengaku telah mengurangi sebanyak mungkin ekspor barang dari China ke AS. Namun, sebagian produk mereka tetap terkena dampak tarif tinggi, terutama untuk barang-barang yang masih dibuat di China.
Sementara itu, AS juga berencana menaikkan tarif untuk produk dari Vietnam dan Indonesia. Tarif itu diperkirakan akan berlaku pada Juli 2025.
Kondisi ini sangat memengaruhi industri pakaian olahraga, karena banyak merek, termasuk Adidas mengandalkan produksi dari Asia Tenggara. Namun, Adidas tetap berkomitmen menjaga harga tetap kompetitif bagi mitra ritel dan konsumen di AS.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025, penjualan Adidas naik di berbagai negara. Penjualan di Eropa naik 14, di China naik 13 persen, dan Amerika Latin 26 persen di Amerika Latin.
Sementara, pertumbuhan penjualan di AS hanya 3 persen akibat Adidas menghentikan produksi sepatu Yeezy.
Adidas memperkirakan penjualan akan tumbuh antara 5-9 persen di 2025. Sementara, laba operasional ditargetkan mencapai 1,7 hingga 1,8 miliar euro.
(Ibnu Hariyanto)