Cerita Dokter Prancis saat Detik-Detik Israel Serang Rafah

Cerita Dokter Prancis saat Detik-Detik Israel Serang Rafah

Global | okezone | Jum'at, 10 Mei 2024 - 14:53
share

KAIRO - Dokter Zouhair Lahna telah bekerja di zona konflik di seluruh dunia, yaitu Suriah, Libya, Yaman, Uganda, dan Ethiopia. Namun, dia belum pernah melihat hal seperti perang Israel di Gaza.

Dalam situasi yang mengancam nyawa tersebut, kata ahli bedah dan dokter kandungan Prancis asal Maroko, ada jalan menuju keselamatan bagi warga sipil.

Namun pada Selasa (7/5/2024), pasukan Israel merebut dan menutup perbatasan Rafah di Gaza dengan Mesir, yang merupakan satu-satunya jalan keluar bagi warga Palestina dari perang dan pintu masuk terpenting bagi bantuan kemanusiaan.

“Ini adalah ketidakadilan lainnya. Itu bukan manusia,” kata Lahna kepada Al Jazeera dari Kairo, Mesir, tempatnya dievakuasi dari Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, dilansir Jumat (10/5/2024).

Dia menyesal harus meninggalkan rekan-rekan Palestina.

“Saya marah, galau, kesal karena saya meninggalkan beberapa orang. Mereka adalah teman-temanku. Saya bersama mereka, para dokter ini. Kami makan bersama, kami bekerja bersama dan sekarang saya meninggalkan mereka dalam kesulitan. Mereka harus pindah keluarga, mencari tenda, mencari air, mencari makan,” ujarnya.

Lahna telah menghabiskan waktu berbulan-bulan menjadi sukarelawan di rumah sakit Gaza sebagai bagian dari misi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dokter Palestina di Eropa (PalMed Europe) dan Rahma International yang berbasis di AS.

Pada pagi hari ketika warga Palestina yang mengungsi di Rafah timur diperintahkan untuk mengungsi dan sebelum tank Israel menyerbu, Lahna dan rekan-rekan asingnya menerima pesan teks dari tentara Israel.

“Tentara Israel, mereka tahu segalanya. Mereka tahu semua orang yang berada di Gaza dan bagaimana cara menjangkau mereka. Mereka menyuruh kami pergi," ujarnya.

Teks tersebut mendesak para dokter asing untuk meninggalkan Gaza karena militer Israel akan segera memulai operasi di Rafah timur.

Beberapa jam kemudian, Lahna dan rekan-rekannya dari PalMed Europe dan Rahma International dijemput organisasi mereka dan dibawa ke tempat aman di Kairo.

“Ada empat dokter di Rumah Sakit Eropa, empat di Rumah Sakit Kuwait dan dua lainnya,” ujarnya.

“Kami menunggu sementara mereka memberikan nama kami kepada pihak berwenang Mesir dan Israel, dan akhirnya, kami mendapat kabar untuk pergi,” katanya.

Saat mereka berangkat, selebaran dari militer Israel yang berisi perintah evakuasi jatuh dari langit bersama dengan rudal dari pesawat tempur Israel.

Orang-orang panik saat mereka menuju ke utara dari Rafah menuju Khan Younis atau ke barat menuju laut.

Topik Menarik