Bawa 85 Orang, Pesawat Boeing 737 Terbakar di Bandara Senegal

Bawa 85 Orang, Pesawat Boeing 737 Terbakar di Bandara Senegal

Global | sindonews | Jum'at, 10 Mei 2024 - 13:59
share

Sebuah pesawat Boeing 737-300, yang membawa 85 orang, terbakar dan tergelincir di landasan pacu di bandara utama Senegal, pada Rabu malam.

Menurut Kementerian Tranportasi setempat, kecelakaan di bandara dekat Ibu Kota Senegal; Dakar, tersebut menyebabkan 10 orang terluka. Itu termasuk pilotnya.

Para penumpang dievakuasi dari pesawat yang terbakar di Bandara Internasional Blaise Diagne dan beberapa di antaranya menggambarkan "kepanikan total" saat mereka berusaha menyelamatkan diri.

Pesawat Boeing 737-800 yang terbakar itu milik Air Sngal yang dioperasikan oleh TransAir.

Penerbangan tersebut hendak menuju Bamako, Mali, pada Rabu malam dengan 79 penumpang, dua pilot dan empat awak kabin, ketika kecelakaan itu terjadi. Bandara ini terletak sekitar 31 mil dari Dakar.

Belum jelas apa yang menyebabkan pesawat terbakar dan tergelincir dari landasan pacu. Beberapa korban luka dirawat di rumah sakit, dan yang lainnya dibawa ke hotel untuk beristirahat.

Para penumpang melompati perosotan darurat pada malam itu ketika kobaran membakar salah satu sisi pesawat. Jeritan terdengar di mana-mana, kata musisi asal Mali, Cheick Siriman Sissoko, yang merekam penderitaan para penumpang tersebut dengan kamera ponselnya.

Saya melihat hidup saya terlintas di depan mata saya, katanya. Saya memikirkan ibu saya, istri saya, anak-anak saya, lanjut Sissoko (39), kepada The Associated Press dari hotel tempat para penumpang sedang memulihkan diri dari keterkejutan, Jumat (10/5/2024).

Hanya perosotan di satu sisi yang terbuka, sehingga terjadi kepanikan saat evakuasi, imbuh dia.

Ibrahim Diallo (20), warga negara Mali yang berada di dalam pesawat tersebut, mengatakan pesawat berusaha lepas landas pada malam itu tetapi gagal.

Pilot memberi tahu kami bahwa semuanya terkendali dan kami akan mencoba lepas landas lagi, katanya kepada AP. "Kedua kalinya, asap mulai keluar dari salah satu sayap."

Pihak Boeing merujuk semua permintaan komentar kepada maskapai penerbangan.

Maskapai penerbangan mengoperasikan dan memelihara pesawat mereka hingga 30 hingga 40 tahun, kata Boeing dalam pernyataan.

"Kami merujuk Anda ke setiap operator untuk pertanyaan terkait pengoperasian armada mereka. Kami akan memberikan dukungan apa pun yang diminta kepada pelanggan kami."

Air Sngal tidak menanggapi permintaan komentar tetapi mem-posting pernyataan di platform media sosial X, mengatakan bahwa penerbangan antara Dakar dan Bamako dijadwal ulang di kemudian hari, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Ini merupakan insiden ketiga yang melibatkan pesawat Boeing pada pekan ini.

Pada hari yang sama, 190 orang dievakuasi dengan selamat dari sebuah pesawat di Turki setelah salah satu ban pesawat pecah saat mendarat di bandara selatan.

Boeing berada di bawah tekanan yang kuat sejak penutup pintu pesawat Boeing 737 Max penerbangan Alaska Airlines meledak pada bulan Januari, sehingga meninggalkan lubang menganga di pesawat. Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat pada bulan Februari memberi Boeing waktu 90 hari untuk membuat rencana memperbaiki masalah kualitas dan memenuhi standar keselamatan dalam pembuatan pesawat setelah kecelakaan itu.

Insiden tersebut telah meningkatkan pengawasan terhadap Boeing ke tingkat tertinggi sejak dua kecelakaan jet Boeing 737 Max pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang. Sekitar selusin kerabat penumpang yang tewas dalam kecelakaan kedua telah mendorong pemerintah AS untuk menghidupkan kembali tuduhan penipuan kriminal terhadap perusahaan tersebut dengan menetapkan bahwa Boeing melanggar ketentuan penyelesaian tahun 2021.

Pada bulan April, whistleblower Boeing; Sam Salehpour, bersaksi di sidang Kongres AS bahwa perusahaan tersebut telah mengambil jalan pintas dalam memproduksi pesawat 787 secepat mungkin yang dapat menyebabkan pesawat jet hancur.

Aviation Safety Network , yang melacak kecelakaan penerbangan, menggambarkan pesawat yang kecelakaan Senegal sebagai Boeing 737-38J, sebuah pesawat yang dikirim pada tahun 1990-an. Jaringan tersebut mempublikasikan foto dari pesawat yang rusak di lapangan berumput, dikelilingi oleh busa penekan api. Satu mesin dan satu sayap pesawat terlihat rusak.

Jaringan ini merupakan bagian dari Flight Safety Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang bertujuan untuk mempromosikan perjalanan udara yang aman dan melacak kecelakaan.

Topik Menarik