Pelaku Teror Moskow Tenggak Narkoba Pereda Takut sebelum Beraksi

Pelaku Teror Moskow Tenggak Narkoba Pereda Takut sebelum Beraksi

Global | sindonews | Jum'at, 29 Maret 2024 - 18:15
share

Jejak obat yang menekan rasa takut dilaporkan ditemukan dalam sampel darah yang diambil dari empat tersangka serangan teroris pekan lalu di gedung konser Rusia.

Klaim tersebut muncul pada Kamis (28/3/2024) dari outlet berita online Baza, yang mengutip sumber anonim yang konon memiliki informasi orang dalam tentang penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap pembantaian Balai Kota Crocus.

Empat tersangka teroris ditangkap beberapa jam setelah amukan yang merenggut lebih dari 140 nyawa.

“Semua tersangka mengandung zat psikotropika dalam darahnya yang mengubah persepsi terhadap realitas,” klaim laporan Baza.

Diketahui bahwa mereka meminum obat yang tidak disebutkan namanya sebelum serangan senjata api dan pembakaran.

Laporan yang sama mengklaim anggota grup tersebut telah mengunjungi tempat musik tersebut setidaknya tiga kali sebelum penyerangan pada Jumat lalu, pada tanggal 7, 10, dan 14 Maret.

Sebelumnya, media mengatakan salah satu pria difoto di tempat tersebut pada tanggal 7 Maret. “Dua kunjungan lainnya dilakukan oleh tersangka lain,” papar Baza.

Baca juga: Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Fasilitasi Masuknya Bantuan Pangan ke Gaza

Penyelidik juga dilaporkan mengidentifikasi pompa bensin tempat kelompok tersebut mengisi mobil mereka sehari sebelum serangan.

Mereka menggunakan kendaraan yang sama untuk berkendara ke Balai Kota Crocus dan berangkat sekitar 15 menit kemudian.

Petugas penegak hukum Rusia mencegat mereka di Wilayah Bryansk. Mereka konon berusaha melintasi perbatasan dengan Ukraina untuk menghindari kejaran dan berpotensi menerima “sambutan seperti pahlawan,” seperti yang dituduhkan Aleksandr Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia.

Menurut para pejabat Rusia, para tersangka adalah kelompok Islam radikal yang direkrut melalui obrolan online yang tampaknya dioperasikan cabang ISIS yang berbasis di Afghanistan.

Para penyelidik memiliki dugaan yang bertentangan dengan klaim kelompok tersebut bertanggung jawab atas aksi teroris tersebut.

Penyelidik Rusia menduga ada pihak lain, seperti badan intelijen Ukraina, mungkin berada di balik rencana tersebut.

Topik Menarik