5 Fakta Saddam Hussein, Mantan Presiden Irak Hafal Quran yang Digantung Mati Amerika Serikat

5 Fakta Saddam Hussein, Mantan Presiden Irak Hafal Quran yang Digantung Mati Amerika Serikat

Global | okezone | Selasa, 26 Maret 2024 - 15:52
share

IRAK - Saddam Hussein tercatat menjadi Presiden Irak yang berkuasa pada tahun 1979 sampai 2003 yang pemerintahannya brutal ditandai dengan perang yang memakan banyak korban dan tidak berhasil melawan negara-negara tetangga.

Putra seorang petani, Saddam lahir di sebuah desa dekat kota Tikrit di Irak utara. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah termiskin di negaranya, dan Saddam sendiri tumbuh dalam kemiskinan. Ayahnya meninggal sebelum Saddam lahir dan dia tinggal bersama pamannya di Baghdad ketika dia masih kecil.

Melansir Britannica, Saddam lahir di Al-Awjah Irak pada 28 April 1937 dan meninggal pada 30 Desember 2006 di Baghdad Irak pada umur 69 tahun.

Saddam bergabung dengan Partai Baath pada tahun 1957. Pada tahun 1959, Saddam berpartisipasi dalam upaya Baath yang gagal untuk membunuh perdana menteri Irak, yaitu Abd al-Karim Qasim.

Saddam terluka dalam upaya tersebut dan melarikan diri terlebih dahulu ke Suriah dan kemudian ke Mesir. Saddam belajar di Fakultas Hukum Kairo (1962-1963) dan melanjutkan studi di Fakultas Hukum Baghdad setelah kaum Baath berkuasa di Irak pada tahun 1963. Namun Baath digulingkan pada tahun itu dan Saddam menghabiskan beberapa tahun penjara di Irak.

Saddam melarikan diri, menjadi pemimpin Partai Baath dan membantu memimpin kudeta yang membawa partai tersebut kembali berkuasa pada tahun 1968. Saddam secara efektif berkuasa di Irak dengan kepala negara Pres Ahmad Hasan al-Bakr dan pada tahun 1972. industri minyak Irak.

Lalu, apa saja fakta tentang Saddam Husein? Berikut 5 fakta tersebut menurut Military.

1. Saddam menjanjikan USD94 juta atau sekitar Rp1,485 miliar untuk membantu masyarakat miskin Amerika

Jauh sebelum 11 September 2001 mengubah masa depan kebijakan luar negeri Amerika dan sehari sebelum pelantikan Presiden George W. Bush, Saddam Hussein mencoba mengirim USD94 juta atau sekitar Rp1,485 miliar ke Amerika Serikat. Alasannya: "bantuan kemanusiaan kepada para tunawisma dan warga Amerika miskin yang hidup dalam kemiskinan.

2. Saddam menulis sebuah Al-Quran dengan darahnya sendiri

Meskipun penggunaan darah untuk menulis Al-Quran dianggap haram, dilarang di setiap sekte, cabang dan cabang Islam, hal itu tidak pernah menghentikan Saddam Hussein. Dia memakainya untuk ulang tahunnya yang ke-60. Kaligrafer Abbas Shakir Joudi menulis 6.000 ayat dan 336.000 kata dalam Al-Quran menggunakan 50 liter darah selama dua tahun.