Ulah Anggotanya Hina Islam, India Panen Kecaman Partai BJP Instruksikan Kadernya Jaga Cangkem

Ulah Anggotanya Hina Islam, India Panen Kecaman Partai BJP Instruksikan Kadernya Jaga Cangkem

Global | rm.id | Kamis, 9 Juni 2022 - 05:39
share

Para pemimpin partai berkuasa nasionalis Hindu India, Bharatiya Janata Party (BJP) menginstruksikan para pejabat dan kadernya untuk menjaga cangkem (mulut)-nya saat berbicara tentang agama di ruang publik. Sebab, hal tersebut berpotensi menimbulkan gejolak baik di dalam maupun luar negeri.

Perintah itu dikeluarkan pasca India mendapatkan protes keras dari banyak negara Muslim setelah salah satu anggota BJB menghina Nabi Muhammad SAW. BJP menyampaikan instruksi tersebut secara lisan di hadapan 30 pejabat senior dan beberapa menteri.

Kami tidak dilarang berbicara tentang masalah agama yang sensitif. Tetapi kami tidak boleh menghina prinsip dasar agama apapun, kata juru bicara senior BJP Gopal Krishna Agarwal.

Kami tidak ingin pejabat partai berbicara dengan cara yang menyakiti sentimen agama dari komunitas mana pun. Mereka harus memastikan doktrin partai dibagikan dengan cara yang canggih, imbuhnya.

Dengan memiliki sekitar 110 juta anggota, mayoritas memeluk agama Hindu, menempatkan BJP menjadi partai politik terbesar di dunia. Di Negeri Bollywood, jumlah umat Muslim sekitar 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India.

Saat ini, India tengah mengalami masalah diplomatik setelah komentar kontroversial juru bicara BJP Nupur Sharma tentang Nabi Muhammad. Perkataan Sharma, disampaikannya pada debat di televisi bulan lalu. Sebagai respons, BJP telah memecat Sharma di tengah gelombang protes dari dunia Islam yang menuntut permintaan maaf dari Pemerintah India.

Selain Sharma, BJP juga memecat Kepala unit media BJP Naveen Kumar Jindal karena membagikan tangkapan gambar komentar Sharma di Twitter.

Negara yang memprotes ucapan Sharma yakni Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Indonesia, Afghanistan, Pakistan dan Iran. Selain itu, sebanyak 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berpengaruh dalam sebuah pernyataan menilai penghinaan itu datang dalam konteks suasana kebencian dan pelecehan yang secara sistematis semakin intens terhadap umat Islam di India.

Meskipun partai Perdana Menteri Narendra Modi telah membantah adanya peningkatan ketegangan komunal selama masa pemerintahannya. Muslim minoritas India merasakan lebih banyak tekanan dalam segala hal dalam melaksanakan agama di bawah pemerintahan Modi yang diusung BJP.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dalam laporan tahunan tentang kebebasan beragama internasional yang dirilis Juni lalu, menyebut bahwa serangan terhadap anggota komunitas minoritas, termasuk pembunuhan, penyerangan, dan intimidasi, terjadi di India sepanjang 2021.

Topik Menarik