Womenpreneur Harus Siap Hadapi Perubahan, Ini Cara Bangkit di Tengah Lesunya Daya Beli Konsumen

Womenpreneur Harus Siap Hadapi Perubahan, Ini Cara Bangkit di Tengah Lesunya Daya Beli Konsumen

Gaya Hidup | okezone | Senin, 7 Juli 2025 - 21:28
share

JAKARTA - Desainer sekaligus Founder Ikat Indonesia, Didiet Maulana, membagikan strategi dan motivasi mendalam bagi para womenpreneur dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Dalam seminar daring #JGBB (Jadi Gini Belajar Bersama), Didiet menekankan pentingnya perubahan pola pikir (mindset shift) dan strategi bisnis yang adaptif di tengah daya beli masyarakat yang kian menurun.

“Ketika panik, kita sering lupa untuk bahagia, lupa untuk bersenang-senang. Padahal, dari panik itu bisa berubah menjadi planning, dari reaktif menjadi adaptif,” ujar Didiet. Ia menambahkan, salah satu kekuatan terbesar masyarakat Indonesia terutama perempuan adalah kemampuan beradaptasi.

Belajar dari Keterbatasan, Bangkit dengan Strategi

Didiet membagikan kisah awal mula membangun Ikat Indonesia hanya berdua. Ia menjadi pembeli bahan, desainer, tenaga penjual, hingga operator media sosial. “Saya pernah belanja ke Tanah Abang pagi-pagi, lalu balik ke workshop untuk kasih bahan dan desain. Siangnya saya jualan, sore jadi tukang beli bahan lagi,” kenangnya sambil tersenyum.
Baginya, keterbatasan bukan halangan, tapi peluang. Justru dari keterbatasan itu, pelaku UMKM bisa membangun pondasi usaha dari bawah dan memahami betul proses bisnisnya.

Strategi UMKM ala Didiet Maulana untuk Womenpreneur

1. Kenali Target Pasar Secara Spesifik

Jangan menjual ke semua orang. Pahami siapa target utama: apakah anak-anak, orang tuanya, atau kelompok tertentu. Ini akan memengaruhi cara promosi dan komunikasi brand.


2. Fokus pada Diferensiasi Produk

Di tengah jutaan produk serupa, apa yang membuat brand kita berbeda? Jawabannya adalah keunikan pribadi. “Hanya ada satu Didiet, satu Ibu Ani, satu Ibu Bambang dan setiap orang punya keunikan yang tak bisa disamai,” ujar Didiet.


3. Perkuat Operasional: Online & Offline

Gunakan media sosial untuk memperluas jangkauan, tapi jangan lupakan potensi dari bazar atau toko offline. Kombinasikan keduanya agar brand makin dikenal.

 


4. Kelola Strategi Harga dan Keuangan

Harga terlalu murah bisa menimbulkan keraguan. Maka, penting punya strategi penetapan harga yang mencerminkan kualitas dan membangun kepercayaan.


5. Jaga Diri Sendiri sebagai Pemilik Brand

“Kalau kita sebagai pemilik brand jatuh sakit, siapa yang akan menjalankan semuanya?” tegas Didiet. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental, terutama bagi perempuan yang juga memiliki tanggung jawab dalam keluarga.

Branding: Kunci Kepercayaan Konsumen
Didiet menjelaskan bahwa kekuatan branding bukan hanya soal logo atau kemasan. Lebih dari itu, branding menciptakan kepercayaan dan kebanggaan. “Kenapa di supermarket kita pilih merek yang sama terus? Karena kita percaya. Branding itulah yang membangun loyalitas,” ucapnya.

Menutup sesi, Didiet memberikan apresiasi khusus kepada para perempuan pelaku usaha di seluruh Indonesia. “Saya ingin tepuk tangan dulu untuk semua perempuan yang hari ini berjuang menjalankan usahanya dan keluarganya. Kalian luar biasa,” ujarnya disambut semangat para peserta.
 

Topik Menarik