Ingin Damai dengan Keluarga Kerajaan, Pangeran Harry Diminta Ucapkan Satu Kata Ini
Keinginan Pangeran Harry untuk menjalin kembali hubungan dengan keluarga kerajaan menuai sorotan publik. Terutama setelah ia menyampaikan keinginannya tersebut dalam wawancara emosional dengan BBC.
Namun, sejumlah pakar menilai bahwa rekonsiliasi yang diharapkan Pangeran Harry tak akan terwujud tanpa sebuah pengakuan kesalahan dan permintaan maaf yang tulus.
Dalam wawancara yang mengejutkan publik, Harry mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan pengadilan Inggris yang menolak bandingnya terkait pencabutan pengawalan kepolisian saat ia berada di Inggris.
Dilansir dari Express, Sabtu (17/5/2025), ia juga menyalahkan keluarga kerajaan atas peran mereka dalam keputusan tersebut, serta mengungkap bahwa sang ayah, Raja Charles III menolak berbicara dengannya karena konflik tersebut.
Foto/PeopleMeski menyatakan ingin berdamai, pernyataan Harry justru dikritik oleh para ahli hubungan masyarakat. David Yelland, mantan editor The Sun dan kini konsultan komunikasi, menilai bahwa bahasa yang digunakan Harry sarat akan nada trauma dan menunjukkan sikap merasa berhak yang justru bisa menjauhkan simpati publik.
Berbicara dalam podcast When It Hits the Fan di BBC Radio 4, Yelland menyebut bahwa meskipun Harry adalah pribadi yang banyak dikagumi, pilihan kata yang ia gunakan perlu diperhatikan dengan serius.
“Dalam dunia hubungan masyarakat, bahasa adalah segalanya,” ujar Yelland. Ia menekankan bahwa jika benar-benar menginginkan rekonsiliasi, langkah awal yang paling penting adalah mengatakan maaf.
“Jika benar ingin memulihkan hubungan dan mencapai titik temu, kedua belah pihak perlu mengakui kesalahan masing-masing. Tapi sejauh ini, saya belum melihat ada tanda-tanda itikad tersebut dari pihak Harry,” imbuhnya.
Seperti diketahui, retaknya hubungan Harry dengan keluarganya dimulai sejak 2020 ketika ia dan istrinya, Meghan Markle memutuskan mundur dari tugas-tugas kerajaan dan pindah ke Amerika Serikat. Mereka kini tinggal di California bersama kedua anak mereka, Archie dan Lilibet.
Keretakan itu semakin dalam setelah wawancara kontroversial mereka dengan Oprah Winfrey, diikuti dengan perilisan memoar Spare, di mana Harry mengungkap konflik internal, termasuk pertengkaran fisik dengan kakaknya, Pangeran William. Isi buku tersebut dianggap memperburuk citra keluarga kerajaan di mata publik.
Simon Lewis, mantan Sekretaris Komunikasi mendiang Ratu Elizabeth II yang turut hadir dalam podcast tersebut, menyebut situasi ini sebagai sangat menyedihkan bagi kedua belah pihak. Ia menambahkan bahwa dalam dunia komunikasi publik, waktu dan cara penyampaian pesan memiliki peranan penting.
“Mungkin seharusnya Harry menahan diri dan menyampaikan pesannya dengan cara yang lebih bijak. Pendekatan yang tidak menyerang, bisa saja menghasilkan lebih banyak empati dan membuka peluang dialog,” tuturnya.