Mengenal Rumitnya Prosedur Operasi Caesar Melahirkan, Taruhannya Nyawa!
JAKARTA - Operasi caesar atau seksio sesarea bukan sekadar jalan pintas melahirkan. Di balik ruang operasi yang dingin dan peralatan canggih, ada prosedur medis berisiko tinggi yang mempertaruhkan dua nyawa sekaligus, ibu dan bayi.
Meski dianggap umum di banyak rumah sakit, operasi caesar tetaplah tindakan bedah mayor yang tak bisa dianggap enteng.
Belakangan, prosedur ini menjadi sorotan publik, setelah muncul wacana dari Menteri Kesehatan yang mengusulkan agar dokter umum di daerah terpencil dilatih untuk melakukan operasi caesar.
Wacana ini menuai kontroversi dan memicu perdebatan tajam di kalangan profesional medis, karena menyangkut kompetensi, keselamatan pasien, dan prosedur medis yang sangat kompleks.
Lalu, seberapa rumitkah sebenarnya operasi caesar? Dan mengapa prosedur ini dianggap penuh risiko? Berikut ulasannya, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Jumat (16/5/2025).
Apa Itu Operasi Caesar?
Operasi caesar adalah proses kelahiran bayi melalui sayatan di perut (abdomen) dan rahim ibu. Prosedur ini dilakukan ketika persalinan normal melalui vagina dianggap berisiko atau tidak memungkinkan. Alasan medis meliputi:
* Janin sungsang atau melintang
* Plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir)
* Tali pusat melilit leher bayi
* Gawat janin
* Ibu memiliki kondisi medis tertentu, seperti hipertensi berat, preeklamsia, atau infeksi
Dalam beberapa kasus, operasi caesar juga menjadi pilihan atas permintaan ibu, meskipun secara medis ia bisa melahirkan normal. Namun, setiap pilihan tetap memerlukan penilaian risiko yang matang oleh tim medis.
Tahapan dan Prosedur Operasi Caesar
Operasi caesar dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn), anestesiolog, perawat bedah, dan tenaga medis lainnya. Berikut tahapan umumnya:
1. Persiapan dan Anestesi
Ibu akan diberikan anestesi spinal atau epidural, sehingga tetap sadar namun tidak merasakan sakit dari pinggang ke bawah. Dalam kasus darurat, anestesi umum bisa digunakan.
2. Penyayatan
Sayatan horizontal dilakukan di bagian bawah perut (bikini line). Setelah melewati lapisan kulit, lemak, dan otot, dokter akan menyayat rahim untuk mengeluarkan bayi.
3. Pengeluaran Bayi dan Plasenta
Bayi diangkat dari rahim dengan hati-hati, disusul oleh plasenta. Petugas neonatal segera menangani bayi untuk pemeriksaan awal.
Penjahitan Lapisan-lapisan Rahim dan Perut
Setelah bayi lahir, dokter akan menjahit kembali lapisan rahim dan perut dengan teknik steril untuk mencegah infeksi.
Risiko dan Komplikasi Operasi Caesar
Meski umum dilakukan, operasi caesar memiliki sejumlah risiko medis serius. Di antaranya:
* Infeksi pada luka operasi, rahim, atau saluran kemih
* Pendarahan hebat atau kebutuhan transfusi darah
* Cedera organ dalam, seperti kandung kemih atau usus
* Penggumpalan darah di pembuluh vena
* Risiko anestesi, seperti tekanan darah turun mendadak atau reaksi alergi
* Masalah pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta menempel abnormal (plasenta akreta) atau robekan rahim
Risiko ini meningkat jika prosedur dilakukan oleh tenaga medis yang tidak memiliki kompetensi khusus dalam bidang obstetri. Oleh sebab itu, pelatihan dan sertifikasi dokter spesialis menjadi keharusan dalam menangani prosedur ini.
Taruhannya Nyawa, Bukan Sekadar Teknik Medis
Dalam banyak kasus, operasi caesar menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Namun di sisi lain, prosedur ini juga bisa berujung pada tragedi jika dilakukan tanpa keahlian memadai. Taruhannya adalah nyawa manusia.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum POGI, dr. Yudi Mulyana Hidayat, “Operasi caesar adalah tindakan medis kompleks. Mengizinkan dokter umum melakukannya tanpa pelatihan khusus jelas membahayakan dan bertentangan dengan prinsip kompetensi berjenjang.”
Senada, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan bahwa keselamatan ibu dan bayi tak boleh dikompromikan. “Gimana ibu-ibu hamil, apakah sudah siap dioperasi sesar oleh dokter umum?” tanya Ketua Umum IDAI, dr. Piprim Yanuarso, dalam pernyataan kritisnya.
Mengapa Dokter Spesialis Sangat Dibutuhkan?
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi telah menjalani pendidikan formal selama bertahun-tahun setelah lulus dokter umum.
Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktek klinis intensif dalam menghadapi komplikasi, menangani kegawatdaruratan, dan mengambil keputusan yang bisa berdampak pada hidup-mati pasien.
Menggantikan mereka dengan dokter umum yang hanya mengikuti pelatihan singkat tentu mengundang risiko besar.
“Ini bukan soal niat baik, tapi soal kompetensi. Tidak bisa instan,” tegas pakar kebijakan kesehatan, Hermawan Saputra.
Melahirkan melalui operasi caesar bukanlah opsi ringan. Ini adalah prosedur bedah besar dengan risiko nyata, yang hanya bisa ditangani oleh tenaga medis yang benar-benar kompeten dan berpengalaman.
Usulan memperbolehkan dokter umum menangani operasi caesar dinilai harus ditimbang secara sangat hati-hati. Jika keselamatan nyawa ibu dan bayi menjadi taruhannya, maka tidak ada ruang untuk kompromi.
Pelayanan kesehatan di daerah terpencil memang harus diperbaiki, tapi bukan dengan mengorbankan standar kompetensi medis.
Karena dalam ruang operasi, satu kesalahan kecil bisa jadi perbedaan antara hidup dan mati.