Tingkatkan Akses Pendidikan Tinggi, UI Kembangkan Pendidikan Berbasis Siber

Tingkatkan Akses Pendidikan Tinggi, UI Kembangkan Pendidikan Berbasis Siber

Gaya Hidup | sindonews | Senin, 12 Mei 2025 - 21:37
share

Universitas Indonesia (UI) akan mengembangkan pendidikan berbasis siber, di samping terus melaksanakan pembelajaran konvensional. Hal itu dilakukan agar UI unggul dan impactful.

"Dengan pendidikan berbasis siber, peran UI sebagai guru bangsa akan menguat dengan meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya yang memiliki keterbatasan geografis atau waktu, serta memberdayakan masyarakat untuk memiliki keterampilan hidup di berbagai area," ujar Rektor UI Heri Hermansyah dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).

Diketahui, di era digital ini, pendidikan tidak lagi terbatas diselenggarakan pada ruang kelas tradisional. Dalam lingkup pendidikan tinggi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang baru, salah satunya adalah konsep universitas siber (cyber university).

Korea Selatan, yang telah menumbuhkembangkan universitas siber sejak awal tahun 2000-an, sukses mengimplementasikan dan membawa dampak signifikan pada sistem pendidikan tinggi.

Kesuksesan universitas siber di Korea Selatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti peningkatan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat Korea Selatan, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan geografis atau waktu. Kini, sebagai salah satu negara maju di Asia, Korea Selatan memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat internasional.

Kemajuan pendidikan di Korea Selatan tertangkap jelas oleh delegasi Universitas Indonesia (UI) yang baru-baru ini berkunjung ke universitas-universitas di Korea atas undangan Korea International Cooperation Agency (KOICA). Delegasi UI dipimpin oleh Rektor Heri Hermansyah. Delegasi lainnya adalah Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya UI Ahmad Gamal, Wakil Rektor Bidang Infrastruktur dan Fasilitas Agus Setiawan, Kepala Badan Kerja Sama dan Kewirausahaan Nia Ayu Ismaniati, Direktur Pengembangan Pendidikan Digital Diantha Soemantri, Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Chairul Hudaya, Dekan FIB Bondan Kanumoyoso, dan Wakil Dekan FIB Untung Yuwono.

Mereka berkesempatan mengunjungi beberapa universitas di Korea Selatan yang telah berkembang menjadi universitas siber, seperti Tae Jae University, Pai Chai University, Kyung Hee Cyber University, dan Cyber Hankuk University of Foreign Studies. Kunjungan juga dimanfaatkan untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) UI dan universitas-universitas mitra di Korea Selatan.

Hal unik yang tampil tegas dalam perkembangan pendidikan tinggi di Korea dewasa ini adalah berdirinya universitas-universitas siber. Saat ini tidak hanya ada Korea National Open University, universitas siber pertama di Korea Selatan, yang berdiri pada tahun 1972, tetapi bertumbuh kembang universitas-universitas menjadi universitas siber. Tiap universitas siber itu diperlengkapi dengan studio yang diperlengkapi peralatan canggih untuk memproduksi modul-modul pembelajaran berbasis digital.

Pengembangan universitas siber di Korea Selatan juga didukung kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri dan standar akademik yang tinggi. Sebagai dampaknya, universitas-universitas siber di Korea Selatan memiliki tingkat kelulusan yang tinggi, yang menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menyelesaikan program pendidikan dengan baik.

Tidak hanya itu, beberapa universitas siber di Korea Selatan telah mendapatkan pengakuan internasional, seperti akreditasi dari lembaga akreditasi internasional. Kolaborasi antara universitas dan industri berjalan melalui pengembangan modul-modul pembelajaran kolaboratif.

Menurut Heri, selain aksesibilitas yang lebih luas, biaya pendidikan berbasis siber juga akan lebih rendah dan pembelajar dapat belajar sesuai dengan jadwal dan kecepatan mereka sendiri atau self-paced, sehingga lebih mudah untuk menggabungkan pendidikan dengan pekerjaan atau tanggung jawab lainnya.

Heri menambahkan, UI juga akan memperluas akses bagi masyarakat internasional untuk menempuh studi di UI baik dalam jalur bergelar maupun nongelar melalui pendidikan berbasis siber yang dikoordinasi oleh Direktorat Pengembangan Pendidikan Digital, sebuah direktorat di UI yang dibentuk pada masa kepemimpinannya untuk mengakomodasi tuntutan zaman.

"Program-program dalam jaringan akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri dan standar akademik yang tinggi sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, kolaborasi antara akademisi dan industri juga akan dipacu untuk menghasilkan modul-modul pembelajaran berbasis jaringan yang lebih mendekatkan mahasiswa dengan dunia kerja."

Heri menambahkan, itulah yang saat ini sedang berproses di UI atas kerja sama dengan KOICA (Korea International Cooperation Agency), sebuah lembaga pemerintah Korea Selatan yang menyelenggarakan program kerja sama internasional dalam bidang pembangunan dan kemanusiaan.

UI telah lama bekerja sama dengan KOICA dalam berbagai program dan salah satu hibah yang saat ini diberikan oleh KOICA kepada UI melalui pintu Fakultas Ilmu Budaya diperuntukkan bagi pengembangan sistem pengetahuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi.

Tujuan utamanya adalah pengembangan modul-modul pembelajaran untuk perkuliahan dan training berbasis jaringan yang menawarkan konten-konten hasil penelitian, keterampilan hidup, dan keterampilan praktis yang memberdayakan masyarakat baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Atas dukungan hibah dari KOICA, saat ini di UI tengah dimulai pembangunan Gedung Connectivity Hub (C-Hub) yang akan menjadi gedung yang ditujukan sebagai pusat produksi bahan-bahan pembelajaran berbasis digital. Gedung C-Hub akan diperlengkapi dengan studio lengkap dengan peralatan modern terkini penghasil materi pembelajaran open online course, smart class rooms, dan working space rooms tempat akademisi, lembaga pemerintahan, industri, dan komunitas berinteraksi dan bekerja sama menciptakan program-program kolaboratif.

Topik Menarik