5 Film Animasi Terbaik tentang Perang, When the Wind Blows Cerita Dampak Serangan Nuklir

5 Film Animasi Terbaik tentang Perang, When the Wind Blows Cerita Dampak Serangan Nuklir

Gaya Hidup | sindonews | Senin, 17 Februari 2025 - 23:07
share

JAKARTA - Ada banyak film animasi dengan cerita menarik. Salah satunya adalah tentang perang dan mungkin banyak para penggemar yang belum tahu film animasi perang ini.

Beberapa film ini tidak hanya terasa serius dan menegangkan, juga menampilkan konflik besar, perjuangan bertahan hidup, hingga dampak emosional yang mendalam. Dikutip Green Scene, berikut film animasi dengan latar cerita perang.

Film Animasi Terbaik tentang Perang

1. The Iron Giant (1999)

Ketegangan Perang Dingin menjadi latar utama dalam The Iron Giant, mengisahkan hubungan antara seorang anak laki-laki dan robot raksasa dari luar angkasa. Ketika seorang bocah bernama Hogarth Hughes menemukan robot tersebut di hutan, dia menyadari bahwa makhluk ini bukanlah ancaman, melainkan sosok yang memiliki perasaan dan keinginan untuk hidup damai. Namun, keberadaan raksasa besi ini segera menarik perhatian pemerintah, yang menganggapnya sebagai senjata berbahaya.

Ketakutan akan perang nuklir dan paranoia yang meluas di Amerika Serikat pada era 1950-an menjadi pemicu utama konflik dalam film ini. Pemerintah mengirimkan seorang agen untuk menyelidiki dan mengendalikan situasi, yang akhirnya membawa mereka ke konfrontasi langsung dengan robot raksasa tersebut. Ketegangan semakin meningkat saat pihak militer memutuskan untuk menggunakan senjata besar untuk menghancurkan sang raksasa, tanpa memahami niat baik yang dimilikinya.

Perang yang digambarkan dalam The Iron Giant bukanlah pertempuran langsung antara dua negara atau faksi, tetapi lebih kepada ketakutan yang mendorong tindakan gegabah manusia. Dengan efek visual yang memukau dan cerita yang penuh ketegangan, film ini berhasil menghadirkan elemen peperangan yang berbeda dari kebanyakan film animasi lainnya.

2. Princess Mononoke (1997)

Konflik antara manusia dan alam menjadi inti cerita dalam Princess Mononoke, sebuah film animasi karya Studio Ghibli yang menampilkan pertempuran besar antara manusia dan roh hutan. Ashitaka, seorang pemuda dari klan Emishi, berusaha mencari cara untuk menyembuhkan kutukan yang ia terima setelah bertarung melawan iblis. Perjalanannya membawanya ke sebuah wilayah di mana manusia mulai menebangi hutan dan berperang dengan para makhluk mistis yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka.

Di tengah konflik ini, muncul dua tokoh sentral yang menjadi simbol dari dua kubu yang bertikai: Lady Eboshi, pemimpin kota besi yang ingin mengembangkan peradaban manusia dengan mengeksploitasi sumber daya alam, dan San, seorang gadis yang dibesarkan oleh serigala hutan dan bertekad melindungi alam dari kehancuran. Ketika pertempuran semakin memanas, kedua belah pihak mulai mengalami kerugian besar, memperlihatkan bahwa tidak ada pemenang dalam perang yang hanya berlandaskan kepentingan pribadi dan ketidakpahaman terhadap pihak lain.

Skala peperangan dalam film ini ditampilkan dengan sangat dramatis, dengan pertempuran brutal antara pasukan manusia dan makhluk-makhluk mitologi. Selain menampilkan aksi yang memukau, Princess Mononoke juga menggambarkan bagaimana perang bisa membawa kehancuran tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi alam dan keseimbangan dunia.

3. When the Wind Blows (1986)

Perang nuklir menjadi ancaman yang sangat nyata dalam When the Wind Blows, sebuah film animasi yang mengisahkan perjuangan sepasang suami istri lanjut usia dalam menghadapi dampak serangan nuklir. Ketika Inggris berada dalam ketegangan geopolitik yang meningkat, Jim dan Hilda, pasangan pensiunan yang tinggal di pedesaan, mencoba bertahan dengan mengikuti petunjuk pemerintah tentang cara menghadapi kemungkinan ledakan nuklir.

Ketidaktahuan mereka tentang bahaya sebenarnya dari senjata nuklir menjadi inti dari film ini. Jim dan Hilda tetap optimis bahwa pemerintah akan segera datang menyelamatkan mereka, tanpa menyadari bahwa radiasi yang mereka hadapi perlahan mulai menghancurkan tubuh mereka. Film ini menggambarkan bagaimana perang dapat menghancurkan kehidupan orang biasa yang tidak memiliki hubungan langsung dengan konflik, tetapi tetap menjadi korban dari keputusan politik yang lebih besar.

Tanpa adanya adegan pertempuran atau aksi heroik, When the Wind Blows berhasil menunjukkan kengerian perang dengan cara yang berbeda. Alih-alih menampilkan tentara dan senjata, film ini memperlihatkan efek perang dari sudut pandang warga sipil yang tidak berdaya, membuatnya menjadi salah satu film animasi bertema perang yang paling menyayat hati.

4. Grave of the Fireflies (1988)

Grave of the Fireflies menceritakan kehancuran Jepang akibat Perang Dunia II. Dimulai dari perjuangan hidup dua saudara, Seita dan Setsuko, setelah kota mereka dibombardir oleh pasukan sekutu. Tanpa orang tua dan tempat tinggal, keduanya harus bertahan di tengah kondisi perang yang semakin memburuk, dengan makanan yang semakin sulit didapat dan masyarakat yang tidak lagi peduli dengan mereka.

Seita berusaha keras melindungi adik perempuannya, membawa Setsuko berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari tempat berlindung. Namun, semakin lama, harapan mereka untuk bertahan hidup semakin menipis. Tidak hanya kekurangan makanan, mereka juga menghadapi perlakuan tidak adil dari orang-orang di sekitar mereka yang lebih mementingkan keselamatan sendiri dibandingkan membantu sesama.

Tanpa pertempuran besar atau aksi militer, Grave of the Fireflies tetap menjadi salah satu film animasi tentang perang yang paling berpengaruh. Dengan menggambarkan penderitaan anak-anak yang kehilangan segalanya akibat perang, film ini menunjukkan bagaimana konflik bersenjata tidak hanya menghancurkan medan tempur, tetapi juga merenggut kehidupan orang-orang tak berdosa yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan.

5. The Wind Rises (2013)

The Wind Rises karya Studio Ghibli tidak menggambarkan perang melalui pertempuran langsung di medan perang, tetapi dari sudut pandang seorang insinyur pesawat tempur. Diawali dari Jiro Horikoshi, seorang perancang pesawat yang bercita-cita menciptakan desain terbaik di dunia. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi penerbangan, ciptaannya mulai digunakan dalam perang yang tidak dapat ia hindari.

Perjalanan Jiro dalam menciptakan pesawat membawa banyak dilema moral. Ia ingin membuat sesuatu yang indah dan revolusioner, tetapi pada akhirnya, ciptaannya justru digunakan untuk menghancurkan kehidupan orang lain. Film ini tidak menampilkan adegan perang yang penuh ledakan atau aksi pertempuran, tetapi lebih berfokus pada dampak perang terhadap individu yang terlibat dalam proses pembuatannya.

Meskipun tidak menampilkan aksi perang secara langsung, The Wind Rises tetap menjadi film yang relevan dalam daftar ini. Dengan pendekatan yang lebih reflektif, film ini menunjukkan bahwa perang tidak hanya melibatkan tentara di medan pertempuran, tetapi juga para insinyur, ilmuwan, dan pekerja di balik layar yang tanpa sadar turut andil dalam menciptakan mesin perang yang menghancurkan dunia.

Topik Menarik