Pria Belanda Meninggal Usai Terkena Covid-19 Selama 613 Hari, Durasi Infeksi Terlama 

Pria Belanda Meninggal Usai Terkena Covid-19 Selama 613 Hari, Durasi Infeksi Terlama 

Gaya Hidup | inews | Sabtu, 20 April 2024 - 15:27
share

JAKARTA, iNews.id - Pria asal Belanda menghembuskan napas terakhirnya pada usia ke-72 tahun. Pria yang tidak disebutkan identitasnya berjuang melawan Covid-19 selama 613 hari hingga akhirnya meninggal dunia.

Sebagaimana dikutip dari People, pasien memiliki kelaian darah, sehingga tidak dapat mengembalikan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi tersebut telah dilakukan jauh sebelum tertular varian Omicron pada Februari 2022. Berdasarkan laporan dari para peneliti di Pusat Pengobatan Eksperimental dan Molekuler (CEMM) di Pusat Medis Universitas Amsterdam (Amsterdam UMC) Belanda, pria tersebut mengidap Covid-19 terlama.

Ini infeksi SARS-CoV-2 [COVID-19] terlama. Durasi infeksi hingga saat ini, meskipun beberapa kasus telah tercatat dalam ratusan hari sebelumnya, tulis laporan tersebut.

Para peneliti menjelaskan selama jangka waktu tersebut, infeksinya menyebabkan varian baru yang sangat bermutasi. Pria tersebut telah melalui lebih dari 50 mutasi virus Covid-19.

Meskipun telah banyak penelitian yang mengungkap virus Covid-19 yang ada di tubuh pasien bisa hilang dalam beberapa waktu, tapi hal ini tidak berlaku pada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Pasien yang terinfeksi dapat menghilangkan virus dalam jangka waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, individu dengan sistem kekebalan yang lemah. Seperti pasien ini dapat mengembangkan infeksi yang terus-menerus dengan replikasi dan evolusi virus yang berkepanjangan, tutur para peneliti.

Apalagi pria Belanda tersebut memiliki sindrom myelodysplastic atau kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang terbentuk dengan buruk atau tidak berfungsi dengan baik.

Dengan kondisi kesehatannya yang kompleks dan sistem imun yang tidak kebal, pasien tersebut meninggal dunia akibat kondisi kelainan darahnya kambuh.

Pada akhirnya, pasien tersebut meninggal karena kondisi hematologisnya kambuh. Meskipun mengidap COVID-19 dengan viral load yang tinggi selama total 613 hari," tutur peneliti.

Topik Menarik