Fashion Show Sanggar Humaniora Tampilkan Busana Unik dan Kreatif Hasil Daur Ulang

Fashion Show Sanggar Humaniora Tampilkan Busana Unik dan Kreatif Hasil Daur Ulang

Gaya Hidup | bekasi.inews.id | Senin, 26 Februari 2024 - 22:13
share

KOTA BEKASI. iNewsBekasi.id - Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang telah memberikan warna tersendiri pada acara Kenduri Urban Humanity yang merupakan refleksi kehidupan para pemulung - Seni untuk Kemanusiaan, yang diselenggarakan oleh Sanggar Humaniora Kota Bekasi.

Acara tersebut berlangsung di Sanggar Humaniora, Kranggan Permai, Jatisampurna Kota Bekasi, pada hari Minggu (25/02/2023).

"Busana daur ulang bukan hanya menjadi solusi untuk masalah limbah, tetapi juga merupakan area baru untuk inovasi kreatif," ujar perancang busana daur ulang, Wiwiek Poengki, dari Kota Yogyakarta.

Pemilik Sanggar Daur Ulang, Wiwiek Poenk Art Flashion, mengajak dua modelnya, Nabila Kezia Ratna Dewanti (seorang siswi SMK Negeri 1 Kasihan/SMKI Yogyakarta) dan Ruth Chatarina Della Baylon (seorang siswi Marsudirini 2 Yogyakarta), untuk turut serta dalam Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang yang diadakan oleh Sanggar Humaniora.

Kedua model tersebut berhasil meraih Juara 1 dan 2 untuk kategori umum Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang pada acara Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung - Seni untuk Kemanusiaan.

Sementara itu, untuk kategori anak-anak, penghargaan diberikan kepada Myisha Salasya Ayunda Luvena (Juara 1), dari Gandaria Jakarta Selatan, Morena Jane Rusli (Juara 2) dari Bekasi Barat, dan Syarifah Azkia Naura Firrizqiah (Juara 3) dari Bekasi Utara.

Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang ini menciptakan kostum-kostum yang menampilkan desain unik dan kreatif yang dibuat dari pengelolaan limbah yang produktif.

Kegiatan ini diinspirasi oleh penumpukan sampah dan barang-barang bekas yang secara rutin dikumpulkan oleh para pemulung yang menjadi bagian dari Rumah Singgah Bunda Lenny di bawah naungan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Saat ini, terdapat sekitar 229 pemulung yang menjadi warga binaan lembaga nirlaba tersebut yang telah beroperasi selama 29 tahun.

"Walaupun acaranya sederhana dan diadakan di sanggar di jalanan di tengah pemukiman penduduk, namun sangat menarik karena berbeda dari yang lain," ujar Wiwiek Poengki, perancang busana daur ulang yang telah mengikuti berbagai fashion show tingkat nasional.

Ini merupakan kali pertama Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang diselenggarakan oleh Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan di kawasan Jatisampurna Kota Bekasi.

Meskipun baru pertama kali, peserta berasal dari berbagai kota, antara lain Yogyakarta, Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi.

Menurut Wiwiek, langkah yang diambil oleh Sanggar Humaniora sangat tepat mengingat kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Caranya adalah dengan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam usaha penyelamatan bumi dengan mengurangi limbah.

"Sosialisasi yang efektif tentang kesadaran lingkungan bisa dilakukan melalui seni pertunjukan. Masyarakat akan terinspirasi untuk mengubah limbah menjadi karya yang indah," ungkap Wiwiek.

Eddie Karsito, Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, dalam sambutannya menekankan pentingnya menyadari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri.

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya berhati-hati terhadap bahaya sampah dan berpartisipasi dalam mendidik anak-anak Indonesia melalui empat pilar budaya: Cinta Bersih, Cinta Sehat, Cinta Tertib (disiplin), dan Cinta Keindahan.

"Melalui Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang ini, kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang tentang bagaimana kita dapat berkontribusi dalam melindungi planet kita," ujar Eddie Karsito.

Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang ini merupakan bagian dari rangkaian acara Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung - Seni untuk Kemanusiaan yang diselenggarakan mulai Kamis (22/02/2024) hingga Kamis (29/02/2024) mendatang.

Selain lomba fashion show busana daur ulang, terdapat juga lomba mewarnai dan melukis, pameran lukisan, seni instalasi, serta pertunjukan musik dan lenong remaja.

Kenduri "Urban Humanity - Refleksi Kehidupan Pemulung" merupakan acara seni pertama yang melibatkan para pemulung dalam proses kreatif dengan pendekatan seni instalasi.

Dengan mengonstruksi sejumlah benda milik pemulung seperti gerobak, karung, gancu, dan alat pencari rongsok lainnya, benda-benda tersebut diubah menjadi karya seni instalasi yang memiliki makna yang dalam.

Kenduri "Urban Humanity - Refleksi Kehidupan Pemulung" diselenggarakan oleh Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan dan didukung oleh Unit Usaha Syariah PT. Pegadaian, Cabang Pegadaian Syariah Islamic Centre Bekasi.

Melalui Sanggar Humaniora, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membimbing ratusan siswa, pelajar, mahasiswa, anak-anak, dan remaja yang putus sekolah dalam pendidikan informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis.

Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, mereka telah melakukan aksi sosial ratusan kali, termasuk dalam bidang kepedulian sosial, memberikan santunan kepada yatim dan dhuafa, membantu korban bencana banjir, tanah longsor, dan kebakaran, serta menyelenggarakan layanan pendidikan non-formal.

Topik Menarik