Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik, Ditandai Sombong dan Suka Pamer
JAKARTA, celebrities.id - Pernah bertemu dengan orang yang selalu bangga dengan dirinya dan terkesan sombong serta pamer? Atau orang yang kalau ngobrol selalu menceritakan kehebatan dan kelebihan dirinya? Itu merupakan salah satu gejala narsistik.
"Orang lagi cerita tentang dirinya, ehh tiba tiba dia nyeletuk : "Aku juga....", "Aku..." dan "Aku...", semua tentang dirinya," kata Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa dr. H Marzoeki Mahdi Bogor, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ kepada celebrities.id, Sabtu (29/4/2023).
Menurut dr. Lahargo, ini merupakan tanda dan gejala dari gangguan jiwa yang dikenal dengan Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD (Narcissistic Personality Disorder) Gangguan Kepribadian (personality disorder) adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya pikiran, sikap, dan perilaku tidak serasi dalam hal kesadaran, pengendalian impuls, persepsi, cara berpikir, dan hubungan dengan orang lain dalam jangka waktu yang lama, menetap dan menyebabkan penderitaan serta mengganggu pekerjaan dan aktivitas sosial sehari hari.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi munculnya Gangguan Kepribadian
1. Faktor biologi : Bawaan / genetik / temperamen, trauma kepala, narkoba
2. Faktor psikologis: Pengalaman hidup, peristiwa traumatis
3. Faktor sosial : Pola asuh, lingkungan sosial, nilai, norma, budaya, spiritual
Terdapat 3 Golongan Gangguan Kepribadian:
Cluster A : Gangguan kepribadian dengan karakteristik pikiran dan perilaku yang aneh dan eksentrik
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal
Cluster B : Gangguan kepribadian dengan karakteristik dramatis, emosi yang berlebihan dan pikiran perilaku yang sulit diprediksi.
1. Gangguan Kepribadian Antisosial
2. Gangguan Kepribadian Borderline/Ambang
3. Gangguan Kepribadian Narsisistik
4. Gangguan Kepribadian Histrionik
Cluster C : Gangguan Kepribadian dengan karakteristik cemas, pikiran dan perilaku khawatir
1. Gangguan Kepribadian Cemas Menghindar
2. Gangguan Kepribadian Dependen
3. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
Tanda dan Gejala Gangguan Kepribadian Narsistik
Secara berlebih merasa dirinya sangat penting (misalnya melebihkan bakat prestasinya, mengharap dikenal sebagai orang yang superior)
Berpreokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan, kehebatan, kecantikan atau kekasih ideal
Merasa dirinya sebagai orang spesial dan unik yang hanya dapat dimengerti oleh atau perlu berhubungan dengan orang lain atau institusi yang spesial atau berkedudukan lebih tinggi
Membutuhkan pemujaan berlebihan
Merasa dirinya mampunyai hak istimewa. Misalnya menuntut agar ia mendapat perlakuan khusus, atau orang lain harus menurut kehendaknya
Dalam hubungan interpersonal bersifat eksploitatif, menggunakan orang lain untuk kepentingan dirinya
Kurang atau tidak mampu berempati : tidak mau mengenal atau beridentifikasi dengan perasaan atau kebutuhan orang lain
Sering iri hati pada orang lain, atau merasa bahwa orang lain iri hati terhadapnya
Bersikap sombong
Tanda dan gejala ini akan mengganggu fungsi kehidupan sehari hari dan juga dapat merusak relasi dengan orang lain. Apabila sudah demikian maka diagnosis NPD dapat ditegakkan
Terapi untuk Gangguan Kepribadian Narsisistik
1. Psikoterapi (talk therapy)
Prinsipnya:
Menyadarkan pasien bahwa dampak dari gangguan kepribadiannya menyebabkan disfungsi diri, hubungan interpersonal dan hubungan sosialnya., jadi bukan dengan cara menghakimi atau menyalahkan pasien.
Membantu agar sifat egosintoniknya menjadi egodistonik, perasaan nyaman dengan dirinya yang mengalami gangguan kepribadian Narsisistik menjadi lebih aware dan fleksible untuk berubah
Jenis psikoterapi: terapi kognitif dan perilaku (CBT cognitive behaviortherapy), terapi keluarga, psikoterapi psikodinamik, psikoanalisis
2. Psikofaramaka
Diberikan bila individu datang dengan keluhan tertentu dengan target pengobatan menghilangkan gejala yang dialami pasien, misalnya depresi, ansietas, mood swing, dll.
Orang yang mengalami Gangguan Kepribadian Narsistik sering kali tidak menyadari bahwa dia butuh bantuan sehingga penting sekali orang sekitar untuk mendampingi, mengingatkan dan mengajaknya berkonsultasi ke profesional kesehatan jiwa. Hindari sikap menghakimi dan konfrontasi, tetap kedepankan komunikasi yang positif dan suportif serta empati.









