Investasi Pengolahan Sampah Plastik Jadi BBM di NTB Masih Berjalan

Investasi Pengolahan Sampah Plastik Jadi BBM di NTB Masih Berjalan

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 9 September 2022 - 09:29
share

MATARAM -Momentum kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seharusnya dimanfaatkan pemprov untuk bisa lebih jauh membantu masyarakat. Melalui investasi pengolahan sampah plastik menjadi solar.

Proyek tersebut digarap investor PT Geo Trash Management (GTM). Bekerja sama dengan Pemprov NTB. PT GTM diketahui telah menempatkan mesin pengolahan sampah plastik jadi bahan bakar di STIPark Banyumulek sejak awal tahun lalu.

Sayangnya, lebih dari satu tahun, belum ada progres berarti dari investasi tersebut. Ini masih dalam proses litbang. Lagi dilakukan penelitian Terkait kualitas hasil olahan dari sampah plastik di NTB, kata Kabid Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB Firmansyah.

Firman menyebut kalau investasi tersebut masih berjalan. PT GTM juga tidak pernah menyampaikan kepada pemprov terkait penghentian investasi mereka. Masih tetap dalam posisi pengembangan. Produksinya belum, ujarnya.

Proses pengolahan plastik menjadi bahan bakar masih pada skala pengembangan baru 1 ton per harinya. Investor rencananya akan meningkatkannya menjadi 20 ton per hari.

Terkait rencana pengembangan tersebut, Dinas LHK telah menyiapkan lokasi di TPA Regional Kebon Kongok. Nanti tergantung kesiapan mereka juga. Di master plan TPAR telah disiapkan site untuk pengembangan pirolisis, sebut Firman.

Firman mengatakan, hasil identifikasi yang dilakukan Dinas LHK, sebanyak 10 hingga 12 persen dari total sampah di NTB merupakan sampah plastik. Adapun rata-rata sampah yang dihasilkan rumah tangga di NTB dalam satu harinya bisa mencapai 3.000 ton. Artinya potensi sampah plastiknya bisa mencapai minimal 300 ton dalam sehari.

Jumlah tersebut cukup untuk menunjang proyek pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar. Kalau ketersediaan bahan baku itu tidak ada masalah, ujarnya.

Kata Firman, Dinas LHK terus mendorong PT GTM untuk melakukan percepatan. Targetnya tahun depan sudah bisa dilakukan tahapan produksi, beriringan dengan pengembangan TPAR Kebok Kongok.

Pengembangan sekarang ini, nanti akan kelihatan BBM apa yang akan dihasilkan, tandas Firman.

Kepala Dinas LHK Julmansyah mengatakan, di TPAR Kebon Kongok nantinya akan berdiri beragam pengolahan sampah. Dari pirolisis, seperti yang dilakukan PT GTM, hingga RDF atau refuse derived fuel.

Nanti Kebon Kongok bisa menjadi pusat belajar kabupaten/kota yang lain, kata Jul.

Direktur dan Project Manager PT Geo Trash Management Andrew Sinclair sebelumnya mengatakan, sampah plastik yang diolah menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara Dexlite dengan standar Euro 3.

Cara kerja mesin milik milik PT GTM menggunakan proses pirolisis. Proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi yang berlangsung tanpa adanya udara. Atau dengan udara terbatas.

Andrew menerangkan, untuk menghasilkan solar, mesin tersebut membutuhkan bahan baku berupa plastik. Termasuk juga stirofoam serta karet dari sandal maupun ban bekas. Adapun plastik jenis PET dan PVC, seperti botol air mineral, pipa, dan selang, tidak dimasukkan ke dalam mesin.

Proses pirolisis nantinya menghasilkan cairan dan gas. Selanjutnya, cairan akan diproses kembali, memisahkan air dan minyak berupa solar. Sisa plastik dari pengolahan, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan baku aspal.

Sisa gas di tangki nanti, disaring kembali. Sehingga udara yang keluar tidak menimbulkan polusi, jelasnya. (dit/r5)

Topik Menarik