Sambut Pertemuan OPEC+ Hari Ini, Harga Minyak Kembali Melonjak

Sambut Pertemuan OPEC+ Hari Ini, Harga Minyak Kembali Melonjak

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 6 September 2022 - 00:36
share

IDXChannel - Harga minyak dunia kembali melonjak lebih dari US$1 per barel seiring langkah menunggu dan mencermati (wait and see) menyambut pertemuan negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries Plus (OPEC+).

Salah satu hal yang paling ditunggu dari hasil pertemuan tersebut diantaranya adalah peluang bakal dipangkasnya kapasitas produksi oleh negara-negara anggota OPEC+ didasarkan pada sejumlah alasan.

Sejumlah pemasok minyak mentah terpantau mengalami kenaikan, di antaranya minyak mentah Brent yang naik US$1,98 (dua persen) menjadi US$95 per barel. Minyak mentah West Texas Intermedate AS juga naik mencapai US$88,54 per barel (dua persen) dari harga sebelumnya.

Dalam pertemuan OPEC+ yang digelar hari ini, Senin (5/9/2022), rencananya bakal diputuskan apakah kelompok negara-negara penghasil minyak itu masih akan mempertahankan jumlah produksi saat ini, atau justru memangkas produksinya sehingga meningkatkan harga minyak ditengah pasokan yang telah mengetat.

"OPEC+ kemungkinan besar akan menjaga produksi cukup ketat untuk mempertahankan harga minyak di tengah gangguan permintaan yang dipicu oleh penguncian baru di beberapa bagian China," ujar Analis CMC Markets, Tina Teng, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (5/9/2022).

Dalam informasi yang beredar, Rusia sebagai produsen minyak terbesar kedua sekaligus anggota utama OPEC+ disebut tidak akan mengurangi kapasitas produksinya saat ini. Diperkirakan OPEC+ akan tetap menjaga produksinya, sehingga kondisi pasar dan juga pergerakan harga diharapkan bisa lebih stabil.

"Terlepas dari itu, potensi pengurangan juga tetap ada. (Potensi) Itu datang dari ekspoir Iran yang sedang bernegosiasi dalam kesepakatan nuklir dan juga kekhawatiran atas (terjadinya) resesi," ujar Teng.

Diketahui, harga minyak telah menurun selama tiga bulan terakhir setelah sebelumnya melambung tinggi pada bulan Maret 2020, akibat kekhawatiran kenaikan suku bunga dan lockdown Covid-19 di beberapa wilayah China sebagai importir minyak mentah utama dunia, yang berpotensi menurunkan permintaan minyak.

Sebanyak 33 kota di China masih dalam lockdown yang memengaruhi lebih dari 65 juta penduduknya. Sebab, China sebagai pusat perekonomian terbesar di dunia masih menerapkan kebijakan nol Covid yang ketat.

Sementara, perjanjian nuklir 2015 antara negara Barat dan Iran masih terus berjalan meskipun kesepatan tersebut memungkinkan Teheran meningkatkan ekspor dan pasokan global. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

Topik Menarik