Kritik Pemerintah, Mahasiswa Pandeglang Gelar Upacara di Atas Tumpukan Sampah

Kritik Pemerintah, Mahasiswa Pandeglang Gelar Upacara di Atas Tumpukan Sampah

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 23 Agustus 2022 - 00:50
share

PANDEGLANG Sejumlah mahasiswa mengadakan kegiatan upacara bendera di atas tumpukan sampah yang berada di bibir Pantai Teluk Batako, Desa Teluk, Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang. Upacara tersebut dilakukan di atas tumpukan sampah sebagai bentuk kritikan untuk pemerintah daerah.

Upacara bendera tersebut dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan aksi bersih-bersih sampah di bibir Pantai Teluk Batako Labuan. Selesai upacara, puluhan mahasiswa tadi langsung terjun mengumpulkan sampah dengan membawa kantong plastik besar.

Mahasiswa yang melakukan upacara merupakan mahasiswa yang berasal dari Sekolah Tinggi Syekh Mansyur (Staisman) Pandeglang sedang melaksanan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Labuan.

Ketua Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Staisman Pandeglang, Aat Rohyatudin mengatakan, selain sebagai kritik untuk pemerintah kegiatan ini juga bermakna bahwa warga saat ini belum merdeka terkait permasalahan sampah.

Kami melaksanakan upacara di tengah tumpukan sampah maknanya ketika HUT RI ke 77 ini ternyata kita masih belum merdeka dari sampah karena sampah ini persoalan utama yang bisa menyebabkan banjir. Ada beberapa makna terkait upacara di atas tumpukan sampah ini salah satunya sebagai bentuk kritik, tegas Aat, Senin (22/8/2022).

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Teluk, Sofyan Hadi menyampaikan, selama ini pemerintah desa sudah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan permasalahan sampah di wilayahnya. Namun hal tersebut terbentur dengan fasilitas penampung sampah

Sebenarnya saya sudah usaha kesana kemari dan alhamdulilah saat ini ada armada pengangkut sampah. Kami pernah mencoba mengangkut sampah dengan membawa ke TPA selama 2 bulan tapi karena PAD nya kurang jadi kami tekor (pengeluaran terlalu besar) jadi hanya mampu 2 bulan, jelasnya.

Kata dia, untuk mengatasi permasalahan sampah di Labuan salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan menyediakan tempat penampungan sampah dari masyarakat. Sebab, dengan begitu masyarakat akan mudah membuang sampah dan petugas ikut terbantu ketika akan mengangkut sampah.

Kami butuh armada karena kalau dari dana desa itu terlalu berat harganya. Sebenarnya 1 armada sudah cukup tinggal bak mobil yang disimpan untuk menyimpan sampah di lingkungan masyarakat ini aja yang diperbanyak, sekitar 3 sampai 4 unit untuk di pesisir pantai, terangnya.

Ia juga membantah terkait masyarakat yang terbiasa membuang sampah ke sungai. Sebab kata dia, selama ini masyarakat kesulitan ketika akan membuang sampah karena tempat untuk menampung sampah tidak ada, alhasil masyarakat terpaksa membuang sampah ke sungai.

Kalau hanya edukasi itu pepesan kosong karena harus dengan eksekusinya. Pembuktian kemarin juga sudah, masyarakat sangat luar biasa bahkan warga juga senang ketika ada armada pengangkut sampah. Sebenarnya masyarakat juga sudah sadar tapi masyarakat ini bingung mau dibuang kemana ini sampah kalau tidak ada tempatnya, tambahnya. (Med/Red)

Topik Menarik