Kapal Perang China dan Taiwan Saling Manuver Bak `Kucing dan Tikus`

Kapal Perang China dan Taiwan Saling Manuver Bak `Kucing dan Tikus`

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 7 Agustus 2022 - 11:32
share

TAIPEI - Kapal perang China dan Taiwan bak bermain "kucing dan tikus" di laut lepas pada Minggu 7 Agustus 2022, beberapa jam sebelum latihan militer berakhir. Latihan militer China dijadwalkan empat hari sebagai reaksi atas kunjungan Juru Bicara Jubir Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.

Menukil Reuters, Kunjungan Nancy Pelosi pekan lalu ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu membuat marah China, yang menanggapi dengan peluncuran uji coba rudal balistik di atas ibu kota pulau itu untuk pertama kalinya dan pemutusan hubungan komunikasi dengan AS.

Sekitar 10 kapal perang masing-masing dari China dan Taiwan berlayar dalam jarak dekat di Selat Taiwan, dengan beberapa kapal China melintasi garis tengah, penyangga tidak resmi yang memisahkan kedua belah pihak, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Ketika pasukan China "menekan" di garis perbatasan, seperti yang mereka lakukan pada hari Sabtu, pihak Taiwan tetap dekat untuk memantau pergerakan China. "Kedua belah pihak menunjukkan pengekangan, kata orang itu, menggambarkan manuver itu sebagai "kucing dan tikus" di laut lepas.

"Satu sisi mencoba untuk menyeberang, dan yang lain menghalangi dan memaksa mereka ke posisi yang lebih tidak menguntungkan dan akhirnya kembali ke sisi lain."

Taiwan mengatakan, rudal anti-kapal berbasis pantai dan rudal permukaan-ke-udara Patriot dalam keadaan siaga.

Latihan Tiongkok, yang berpusat di enam lokasi di sekitar pulau itu, dimulai pada Kamis dan dijadwalkan berlangsung hingga tengah hari pada Minggu. Militer China mengatakan, pada hari Sabtu bahwa mereka sedang melakukan latihan gabungan laut dan udara di utara, barat daya dan timur Taiwan dengan fokus pada pengujian kemampuan serangan darat dan serangan laut.

Amerika Serikat menyebut latihan itu sebagai eskalasi. "Kegiatan ini merupakan eskalasi yang signifikan dalam upaya China untuk mengubah status quo. Mereka provokatif, tidak bertanggung jawab dan meningkatkan risiko salah perhitungan," kata juru bicara Gedung Putih.

"Mereka juga bertentangan dengan tujuan lama kami untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, yang diharapkan dunia.

Topik Menarik