Iran Daftar untuk Bergabung dengan China dan Rusia di BRICS

Iran Daftar untuk Bergabung dengan China dan Rusia di BRICS

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 29 Juni 2022 - 10:04
share

TEHERAN, iNews.id - Iran yang memiliki cadangan gas terbesar kedua di dunia telah mendaftar untuk bergabung dengan kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Istilah BRIC diciptakan oleh ekonom Goldmand Sachs Jim O\'Neil pada 2001 lalu untuk menggambarkan kebangkitan yang mengejutkan dari Brasil, Rusia, India, dan China. BRIC mengadakan pertemuan puncak pertama mereka pada 2009 di Rusia. Kemudian, Afrika Selatan bergabung setahun setelahnya atau pada 2010.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, keanggotaan Iran di BRICS akan menghasilkan nilai tambah bagi kedua belah pihak. Selain Iran, ternyata Argentina juga telah melamar untuk bergabung dengan BRICS.

Rusia mengajukan aplikasi sebagai bukti Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) gagal mengisolasi negaranya atas invasi yang dilakukan ke Ukraina.

Sementara Gedung Putih sedang memikirkan tentang apa lagi yang harus dimatikan di dunia, larangan atau perusakan, Argentina dan Iran mendaftar untuk bergabung dengan BRICS, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dikutip dari Reuters , Rabu (29/6/2022).

Presiden Argentina Alberto Fernandez baru-baru ini menegaskan kembali keinginan agar negaranya bergabung dengan BRICS. Seorang sumber pemerintah Argentina mengatakan, belum ada proses formal untuk melakukannya tetapi mereka berniat untuk gabung dengan BRICS.

Pihak berwenang Argentina telah secara terbuka menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung. Ini adalah proses yang baru saja dimulai, kata sumber tersebut.

Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), China sejauh ini memiliki ekonomi terbesar dalam kelompok BRICS, menyumbang lebih dari 70 persen dari kekuatan ekonomi kolektif kelompok itu senilai 27,5 triliun dolar AS. India menyumbang sekitar 13 persen, sedangkan Rusia dan Brasil mewakili sekitar 7 persen. Adapun BRICS menyumbang lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar 26 persen ekonomi global.

Sejak Revolusi Islam 1979 yang berhasil menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi yang didukung AS dari kekuasaan, Iran telah dikucilkan oleh Barat dan ekonominya dilumpuhkan oleh banyak sanksi. Iran memegang sekitar seperempat dari cadangan minyak Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden China Xi Jinping bergabung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin BRICS lainnya untuk pertemuan puncak virtual pada minggu lalu. Xi mengkritik penyalahgunaan sanksi internasional, sementara Putin memarahi Barat karena mengobarkan krisis global. Kedua pemimpin pun menyerukan kerja sama BRICS yang lebih besar.

Putin mengatakan, hubungan dengan China adalah yang terbaik yang pernah ada dan memuji kemitraan strategis dengan Beijing yang bertujuan untuk melawan pengaruh AS.

Adapun Amerika Serikat dan kekuatan Eropa menyalahkan keputusan Putin untuk menyerang Ukraina sebagai alasan hubungan dengan Barat telah merosot ke tingkat terendah sejak Krisis Rudal Kuba 1962 - termasuk sanksi terberat dalam sejarah modern.

Tapi Putin mengatakan Barat ingin menghancurkan Rusia. Dia menegaskan, Rusia akan membangun hubungan dengan kekuatan lain seperti China, India dan kekuatan di Timur Tengah.

Putin, yang menyebut perang Ukraina sebagai operasi militer khusus, menuduh AS telah mempermalukan Rusia setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991 dan mengancam Moskow dengan memperbesar aliansi militer NATO.

Topik Menarik