Norwegia Setuju Pasok Gas ke 27 Negara Uni Eropa, Mampukah Gantikan Rusia?

Norwegia Setuju Pasok Gas ke 27 Negara Uni Eropa, Mampukah Gantikan Rusia?

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 24 Juni 2022 - 05:17
share

OSLO, iNews.id - Uni Eropa (UE) dan Norwegia pada Kamis (23/6/2022) meraih kesepakatan kerja sama baru di sektor energi. Sebagai produsen gas terbesar di Eropa Barat, Oslo bakal mengirimkan pasokan lebih banyak ke 27 negara anggota UE.

Norwegia dan Komisi Eropa akan meningkatkan kerja sama untuk memastikan tambahan pasokan gas jangka pendek dan jangka panjang dari Norwegia, ungkap kedua belah pihak dalam pernyataannya, hari ini.

Kesepakatan diraih setelah Kepala Kebijakan Iklim Uni Eropa, Frans Timmermans, bertemu Menteri Energi Norwegia, Terje Aasland, di Brussels, Belgia.

Ada potensi kuat untuk peningkatan penjualan (gas dari Norwegia) ke Eropa pada 2022, membawa hampir 100 TWh energi ekstra ke pasar Eropa, kata pernyataan itu lagi.

Sebanyak 12 negara Uni Eropa kini telah terdampak oleh pemangkasan pasokan gas dari Rusia. Hal itu diungkapkan oleh Timmermans, Kamis.

Rusia memangkas aliran gas ke Uni Eropa melalui pipa Nord Stream 1 menjadi 40 persen dari kapasitas pekan lalu.

Sebelumnya, Rusia sudah lebih dulu memotong pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Belanda, Denmark, dan Finlandia karena negara-negara itu menolak untuk mematuhi skema pembayaran baru yang diajukan Moskow.

Timmermans mengatakan, 10 dari 27 negara anggota Uni Eropa telah mengeluarkan peringatan dini akan pasokan gas mereka. Peringatan itu menjadi yang pertama dan yang paling ringan keparahannya dari tiga level krisis yang ditetapkan dalam peraturan keamanan energi Uni Eropa.

Norwegia telah meningkatkan produksi gas sebagai tanggapan atas kekurangan di Eropa. Sebelumnya Oslo juga memperkirakan penjualan gasnya meningkat 8 persen menjadi 122 miliar meter kubik pada tahun ini. Jumlah itu setara dengan tambahan pasokan 100 TWh--yang berarti semua produksi tambahannya kemungkinan akan masuk ke Uni Eropa.

Uni Eropa mengimpor kira-kira seperlima dari gasnya dari Norwegia. Jumlah itu hanya setengah dari yang dipasok Rusia ke blok itu, yang jumlahnya mencapai 40 persen sebelum Moskow melancarkan agresi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Dalam kesepakatan tersebut juga disebukan, Norwegia akan tetap menjadi pemasok besar ke Eropa setelah 2030. Oslo pun menyatakan dukungan untuk meningkatkan eksplorasi minyak dan gasnya. Norwegia dan Uni Eropa juga berjanji untuk bekerja sama dalam energi terbarukan dan teknologi hijau seperti hidrogen.

Uni Eropa memperkirakan total permintaan gasnya turun 30 persen pada 2030 untuk mencapai target perubahan iklim, dan telah mendesak negara-negara untuk sebagian besar menggunakan energi terbarukan dan penghematan energi untuk menggantikan gas Rusia.

Topik Menarik