Dulu Herbal, Obat Viradef dan Regimun Biotek Akanl Jadi Fitofarmaka
OBAT Viradef dan Regimun Biotek dikenal sebagai herbal. Namun, perusahaan farmasi berbasis molekuler teknologi itu akan mengubah kedua obat tersebut menjadi fitofarmaka.
Karena hal tersebut, baik Viradef maupun Regimun akan diuji klinis kembali di Indonesia. Sekalipun, kedua obat ini sudah banyak dipakai untuk masyarakat dan telah mengantongi hasil uji klinis sebelumnya yang dilakukan di Amerika Serikat.

"Pasien autoimun saya sudah menggunakan obat ini. Lagipula, studi pertama kedua obat ini sudah dilakukan di Amerika Serikat dan hasilnya sangat baik dengan efek samping sangat kecil untuk pasien autoimun," kata Pakar Kesehatan Prof Iris Rengganis saat ditemui MNC Portal di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2022).
Jika nantinya Viradef dan Regimun menjadi fitofarmaka, maka penggunaannya harus melalui resep dokter. "Sekarang masih dijual bebas," terangnya.
Biotek sendiri saat ini sudah bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan uji klinis di Indonesia. Dipastikan semua proses dan prosedur akan dijalani untuk memastikan keamanan dan khasiatnya untuk masyarakat.
"Kami juga memastikan bahwa uji klinis yang nanti akan dilakukan di Indonesia sudah sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO)," tambah Biochemish, Head of Research and Development PT Biotek Farmasi Indonesia dr Rinto.
"Artinya, jika hasil uji klinis di Indonesia terkait Viradef dan Regimun selesai dan sama baiknya dengan hasil uji klinis sebelumnya, Viradef dan Regimun tak hanya diakui Indonesia, tapi dunia," lanjutnya.
Viradef sendiri adalah antivirus yang bersifat imunomodulator. Obat ini dipercaya sudah menyembuhkan banyak pasien Covid-19.
Penggunaan jangka panjang Viradef juga dinilai aman. Bahkan, obat ini memiliki efek antiradang dan antioksidan yang jauh lebih kuat dan lebih aman dibandingkan vitamin C.









