Inspirasi Bisnis Kos-kosan yang Bikin Cuan
JAKARTA - Transformasi aset properti idle menjadi bisnis yang produktif kian menjadi perhatian publik, terutama di kota-kota besar.
Baru-baru ini, sebuah ruko yang lama kosong berhasil dikonversi menjadi kost modern dan mulai menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah per bulan.
Usaha kos-kosan dari ruko kosong ini bisa menjadi inspirasi bisnis yang bikin cuan. Keberhasilan ini menyoroti efektivitas pendekatan kost hybrid pengelolaan yang menggabungkan sewa harian dan sewa bulanan dalam satu properti yang dinilai lebih adaptif terhadap perubahan perilaku tinggal, tingginya mobilitas, serta kebutuhan akomodasi yang fleksibel.
Model tersebut memungkinkan properti menjangkau pasar lebih luas tanpa harus menambah jumlah unit.
“Banyak pemilik properti memiliki aset idle seperti ruko kosong atau bangunan yang tidak optimal, tetapi ragu memulai karena operasionalnya kompleks. Di Behomy, kami membantu dari sisi reposisi konsep, manajemen pemasaran, hingga operasional harian sehingga pemilik bisa fokus memantau performa melalui laporan, tanpa harus turun tangan setiap hari,” ujar CEO & Co-Founder Behomy Dicky Syan, Selasa (16/12/2025).
Maka itu, lanjut ia Sumber Cashflow Properti idle sering menimbulkan biaya perawatan tanpa pemasukan, sementara model sewa konvensional yang hanya mengandalkan bulanan kerap membuat tingkat hunian fluktuatif dan pendapatan stagnan.
Melalui strategi hybrid, permintaan harian dapat mengisi periode peak sekaligus tetap menjaga stabilitas dari segmen bulanan.
Transformasi berfokus pada efisiensi fungsi ruang (zoning) dan penyesuaian interior yang relevan untuk kebutuhan penghuni modern.
Dengan kombinasi strategi tersebut, properti yang sebelumnya tidak menghasilkan dapat bertransformasi menjadi aset produktif dalam beberapa bulan pertama operasi.
“Dalam praktik portofolio kami, peningkatan performa pendapatan dapat berada di kisaran 20–60, dan pada kasus tertentu berpotensi lebih tinggi setelah reposisi, penguatan pemasaran, serta eksekusi operasional yang konsisten. Hasil tentu bergantung pada lokasi, kondisi properti, segmentasi pasar, dan standar layanan,” tambah Dicky Syan.









