37 Bandara Siap Sambut 5 Juta Penumpang Selama Libur Natal dan Tahun Baru
JAKARTA – Sebanyak 37 bandara disiapkan untuk menghadapi lonjakan penumpang pesawat selama periode Nataru 2026. Diproyeksikan total penumpang selama periode Nataru menembus 5.050.194 penumpang, terdiri dari 3.899.176 penumpang domestik dan 1.151.018 penumpang internasional.
"Dari sisi angka, kenaikannya memang tidak terlalu signifikan, tetapi kami tetap optimistis akan ada peningkatan mobilisasi dan pergerakan penumpang," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Achmad Setiyo Prabowo, Sabtu (13/12/2025).
Adapun rute domestik dengan potensi penumpang tertinggi diprediksi masih didominasi penerbangan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta, seperti rute Jakarta–Denpasar, Jakarta–Surabaya, Jakarta–Medan, serta Balikpapan–Jakarta. Sementara untuk rute internasional, penerbangan Jakarta–Singapura, Denpasar–Singapura, Jakarta–Kuala Lumpur, dan Denpasar–Kuala Lumpur masih menjadi yang paling diminati.
Dari sisi kesiapan armada, Setiyo mengungkapkan bahwa jumlah pesawat udara yang tercatat di Indonesia saat ini sebanyak 568 unit. Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 368 pesawat yang dalam kondisi siap operasi, sementara sisanya menjalani perawatan.
“Kondisi armada ini masih belum kembali seperti sebelum pandemi. Jumlah pesawat yang serviceable terbatas, sehingga rotasi pesawat menjadi lebih ketat, terutama saat terjadi gangguan cuaca atau teknis,” ujarnya.
Untuk menjaga keterjangkauan harga tiket selama periode Nataru, pemerintah telah menyiapkan sejumlah stimulus. Di antaranya kebijakan PPN ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 6 persen, diskon fuel surcharge untuk pesawat jet dan propeller, diskon tarif jasa kebandarudaraan hingga 50 persen, penurunan harga avtur di 37 bandara, serta perpanjangan jam operasional bandara.
"Kalau diramu, ada kebijakan PPN DTP, diskon fuel surcharge, pajak bandara, dan lain-lain, kurang lebih bisa menurunkan harga tiket 12–13 persen," lanjutnya.
Warren Buffett Segera Pamit dari Berkshire Hathaway, Sumbangkan Rp2.491 Triliun ke Yayasan Keluarga
Sementara itu, PGS. Corporate Secretary Group Head InJourney Airports, Arie Ahsanurrohim, memastikan kesiapan 37 bandara dalam melayani masyarakat pada periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Persiapan mencakup operasional terpadu, kesiapan fasilitas, pengerahan personel, hingga dukungan sistem teknologi informasi.
"Kami tengah melakukan persiapan untuk mengoperasikan posko terpadu di kantor pusat InJourney Airports, serta di enam kantor regional dan 37 bandara selama 18 hari yang direncanakan mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026," kata Arie.
Pihaknya akan terus memastikan kelancaran operasional dan pelayanan bandara selama periode Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, termasuk saat puncak arus keberangkatan penumpang pesawat udara yang diperkirakan pada 20–21 Desember 2025, sedangkan arus balik Nataru diperkirakan terjadi pada 3–4 Januari 2026.
Ia mengakui, salah satu keluhan yang kerap muncul dari pengguna jasa adalah antrean panjang dan kemacetan, terutama di bandara-bandara besar. Namun, sejumlah perbaikan manajemen telah dilakukan, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta. Program penataan akses dan pengelolaan terminal, termasuk pengalihan operasional penerbangan tertentu, dinilai telah memberikan dampak signifikan dalam mengurangi kepadatan, terutama di area sebelum drop zone.
Selain itu, peningkatan kapasitas sisi darat juga terus dilakukan di beberapa bandara utama. Salah satu yang paling menonjol adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dengan perluasan fasilitas sisi darat yang meningkatkan kapasitas layanan dari sekitar 24 juta menjadi 32 juta penumpang per tahun. Langkah ini diharapkan mampu mengantisipasi lonjakan penumpang, terutama pada musim liburan.
Arie juga menyoroti pentingnya pengelolaan operasional bandara dalam menghadapi potensi gangguan cuaca dan risiko keterlambatan penerbangan. InJourney Airports berkomitmen untuk mengoperasikan bandara secara fleksibel hingga 24 jam selama periode Nataru, khususnya pada 22 Desember hingga 10 Januari, menyesuaikan dengan kebutuhan maskapai dan pergerakan penumpang.
"Bandara pada prinsipnya siap beroperasi 24 jam. Ini penting agar jika terjadi delay, pesawat tetap bisa mendarat dan tidak menumpuk di udara maupun di bandara lain akibat bandara tujuan tutup," jelasnya.
Dari sisi sumber daya manusia, InJourney Airports menyiapkan hampir 16 ribu personel internal yang didukung ribuan personel eksternal di seluruh Indonesia. Penambahan personel layanan pelanggan juga dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya interaksi dengan penumpang, khususnya saat terjadi keterlambatan atau kondisi operasional tidak normal.
Arie menegaskan bahwa dalam situasi delay, hal paling krusial bagi penumpang adalah kepastian informasi. Oleh karena itu, pengelola bandara bersama maskapai berkomitmen menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan agar dapat menurunkan tingkat ketegangan dan mencegah eskalasi keluhan.
"Kepastian informasi itu jauh lebih penting bagi penumpang. Dengan komunikasi yang baik, kami berharap pelayanan tetap terjaga dan pengalaman penumpang selama libur Nataru tetap nyaman," pungkasnya.










