AI Asisten, Asuransi Tak Bisa Tinggalkan Sentuhan Manusia
JAKARTA - Industri asuransi telah menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung bisnis. Meski demikian, AI tak serta merta bisa menggantikan tenaga manusia.
Pemimpin Cabang Askrindo Surabaya, Azhari Nur Kusumo, menjelaskan bahwa sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pihaknya sudah menerapkan AI untuk mendukung operasional perusahaan.
1. Penerapan AI
Dia melanjutkan, penggunaan AI diterapkan untuk membantu percepatan bisnis. AI digunakan sebagai asisten agar bisa meringkas proses yang sebelumnya berbelit.
"AI ini peluang tapi ancaman gitu ya AI itu. Jadi kalau kita menggunakan AI sebenarnya hanya sebagai asisten saja, yang tadinya harus diketik-ketik itu bisa langsung tergenerate, termasuk tadi dalam credit scoring tadi gitu. Jadi penggunaannya masih terbatas sebagai AI asisten," ujarnya, Jumat (10/10/2025).
2. Tetap Butuh Tenaga Manusia
Lebih jauh Azhari menjelaskan, perusahaan tetap membutuhkan tenaga manusia meski kini serba digital. Dia juga memastikan bahwa perusahaan tidak serta merta mengganti Sumber Daya Manusia (SDM) dengan AI. Yang dilakukan, kata dia, perusahaan me-refocusing SDM, misalnya dari analisis menjadi marketing.
"Tapi saat ini bisnis asuransi, bisnis penjaminan itu adalah bisnis layanan yang butuh personal touch. Jadi kita masih butuh bakat-bakat baru terutama dari generasi-generasi muda yang mungkin nanti personal touch-nya akan beda dan membawa layanan Askrindo lebih humanis lagi ke depannya. Jadi itu tidak akan tergantikan, jadi kita akan refocusing ke bisnis," tuturnya.
3. Kinerja Perusahaan
Askrindo Kanwil IV Kantor Cabang Surabaya, Jawa Timur, mencatat realisasi penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp7,39 triliun per September 2025.
Lebih lanjut, Askrindo Surabaya mencatatkan total premi gabungan sebesar Rp139,4 miliar per September 2025, dengan total klaim mencapai Rp127,5 miliar.
Tingginya klaim tersebut didorong oleh klaim dari KUR yang mendominasi sekitar 90 akibat spillover effect pascapandemi COVID-19. Meski begitu, pihaknya berhasil melakukan penagihan subrogasi atau pemulihan dari perbankan sebesar Rp54,4 miliar.
Capaian itu mendorong Askrindo Surabaya mencetak laba sebesar Rp40,1 miliar per September, lebih tinggi dari target yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp40 miliar untuk sepanjang tahun 2025.







