Danantara Siap Pangkas 888 BUMN Jadi 200 Perusahaan Besar

Danantara Siap Pangkas 888 BUMN Jadi 200 Perusahaan Besar

Ekonomi | inews | Jum'at, 20 Juni 2025 - 01:10
share

JAKARTA, iNews.id - Danantara tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bisnis-bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini dilakukan karena banyak perusahaan pelat merah yang mempunyai model usaha yang sama.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan, pihaknya akan memangkas jumlah entitas BUMN secara signifikan. Total perusahaan pelat merah saat ini mencapai 888 dan nantinya hanya akan tersisa sekitar 200 perusahaan besar dengan fokus sesuai core business.

"Insurance kita nanti mungkin menjadi tinggal 3, ada life insurance, general insurance, dan credit insurance. Sehingga akan terjadi konsolidasi bisnis yang tadinya berjumlah 888 perusahaan, kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh dan kuat," ujar Dony di Jakarta dikutip, Kamis (19/6/2025).

Selain merger dan akuisisi, Dony juga menyebutkan bahwa Danantara akan menarik dan menyatukan aset-aset yang selama ini tersebar di berbagai anak usaha. 

Salah satunya adalah bisnis perhotelan milik BUMN yang jumlahnya mencapai ratusan unit namun tidak dikelola secara profesional.

"Kita cukup melakukan merger dan akuisisi di antar perusahaan kita. Bahkan kita bisa melakukan penarikan modal, memindahkannya. Contoh misal kita punya 130 hotel yang tersebar di berbagai macam perusahaan, yang juga tidak dikelola secara profesional. Nanti kita akan tarik hotel-hotel itu menjadi satu holding hotel," tuturnya.

Dony menilai, banyaknya perusahaan yang bergerak di sektor yang sama membuat kinerja perusahaan tidak efisien dan justru menimbulkan kompetisi internal antarperusahaan negara. 

Dia menegaskan, perusahaan-perusahaan negara yang bergerak di bidang yang sama akan digabung agar tidak saling bersaing, seperti yang sedang dilakukan terhadap BUMN Karya.

"Jumlah perusahaan kita ada 888 yang ada di induk sampai cucu BUMN kita. Kita masukan ke dalam matriks industri, misalnya logistik industrinya, di dalam logistik itu ada 18 perusahaan kita yang satu sama lain sama bisnisnya, dan kecil-kecil mulai dari ragamnya, dan tidak jelas konsepnya," ucapnya.

Dony menjelaskan, dengan menggabungkan perusahaan yang bergerak di sektor seripa bertujuan menyatukan entitas yang memiliki fokus bisnis serupa agar lebih terarah dan tidak saling berebut pasar. Penyatuan ini juga akan menciptakan model bisnis yang lebih terstruktur dan kuat secara operasional.

"Begitu juga kalau kita lihat di insurance, kita punya 16 perusahaan insurance, tapi tidak kompetitif. Karena kecil-kecil. Pertamina punya Tugu Insurance, Jasa Raharja punya insurance, semua punya insurance, BRI punya, BNI punya," kata dia.

Menurutnya, proses penggabungan unit usaha sejenis akan memperbesar skala bisnis masing-masing sektor. Dengan konsolidasi ini, perusahaan dapat lebih fokus dan memberikan dampak ekonomi yang lebih nyata.

Topik Menarik