Harga Emas Melemah, Pasar Kecewa dengan Sinyal The Fed
IDXChannel - Harga emas turun pada Rabu (18/6/2025) setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan memberi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga ke depan akan berjalan lebih lambat.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral memperkirakan inflasi yang cukup besar dalam beberapa bulan mendatang.
Harga emas spot (XAU/USD) melemah 0,57 persen menjadi USD3.369,30 per ons troy.
Harga emas sempat menguat sesaat setelah The Fed mengumumkan suku bunga tetap berada di kisaran 4,25 persen–4,50 persen dan mengisyaratkan penurunan total sebesar setengah poin persentase hingga akhir tahun.
Namun, menurut trader logam independen, Tai Wong, pernyataan Powell memudarkan optimisme awal.
"Powell beberapa kali menegaskan bahwa dengan tingkat pengangguran yang rendah dan stabil, The Fed berada di posisi yang baik untuk menunggu dan melihat perkembangan," ujarnya, dikutip Reuters.
"Ia memberi sinyal bahwa rapat September bisa menjadi momen penting, tetapi itu tidak cukup bagi pasar aset atau emas yang berharap pada sikap The Fed yang lebih dovish," katanya.
Wong menambahkan, "Emas perlu kembali menembus USD3.400 agar investor bullish bisa kembali mengendalikan pasar."
Meski para pembuat kebijakan masih memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin persentase tahun ini, proyeksi ke depan menjadi lebih lambat: hanya seperempat poin untuk masing-masing tahun 2026 dan 2027. Powell juga menekankan bahwa proyeksi ini bisa berubah tergantung pada data terbaru, terutama terkait inflasi.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan pihak Iran untuk membahas konflik Israel-Iran.
Ketegangan geopolitik dan tingkat suku bunga yang rendah biasanya mendongkrak daya tarik emas sebagai aset aman. "Tren untuk mencari penyimpan nilai alternatif selain dolar AS masih kuat, didorong oleh keinginan yang makin besar untuk memiliki aset yang bebas dari kendali eksternal," kata Managing Partner di Sprott Inc, Ryan McIntyre. (Aldo Fernando)