Wall Street Diproyeksikan Hadapi Pekan Krusial, Pasar Tunggu Keputusan Fed Rate
IDXChannel – Indeks utama bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) bersiap menghadapi pekan krusial. Ini seiring dengan fokus investor terhadap pertemuan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
The Fed akan memberikan arah baru terkait kebijakan suku bunga. Pengumuman tersebut disampaikan Bank Sentral AS itu di tengah ketidakpastian ekonomi dan tensi geopolitik Timur Tengah.
Akhir pekan ini, Dow Jones Industrial Average turun 1,79 persen ke42.197,79, S&P 500 anjlok 1,13 persen ke 5.976,97, dan Nasdaq melemah 1,30 persen ke 19.406,83.
Indeks S&P 500 sempat menguat tajam sejak awal April, saat Presiden Donald Trump mengumumkan "Liberation Day" yang sempat menekan pasar. Namun, reli terhenti pada Jumat (14/6/2025) setelah Israel melancarkan serangan militer ke Iran dan dibalas dengan peluncuran misil oleh Teheran.
Ketegangan itu membuat indeks utama AS turun lebih dari 1 persen, dengan S&P 500 melemah 1,1 persen. Sentimen pasar kini mengarah ke pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dimulai sejak Selasa, dengan pengumuman suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen.
"Apa yang harus dilakukan The Fed pekan depan adalah mendorong keyakinan bahwa mereka mampu bertindak tanpa benar-benar menjanjikan apa pun," kata Chief Market Strategist MetLife Investment Management, Drew Matus, dilansir Investing, Minggu (15/6/2025).
Dalam pernyataan sebelumnya pada Mei, The Fed menyatakan risiko terhadap kenaikan inflasi maupun tingkat pengangguran masih menjadi fokus utama.
Perkembangan yang ditunggu adalah pembaruan proyeksi ekonomi dari para pejabat The Fed. Salah satu sorotan adalah estimasi tingkat pengangguran.
Kepala Ekonom AS Daiwa Capital Markets America, Larry Werther, memprediksi tingkat pengangguran bisa naik menjadi 4,6 persen di akhir 2025, lebih tinggi dari proyeksi Maret yang sebesar 4,4 persen.
“Apabila estimasi pengangguran naik dan inflasi tetap berada dalam proyeksi, maka itu membuka peluang pelonggaran untuk mendukung pasar tenaga kerja," ujar Werther.
Investor juga memantau langkah Presiden Trump dalam memilih calon pengganti Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed. Meski masa jabatan Powell baru berakhir pada Mei 2026, Trump telah mengisyaratkan akan mengumumkan nama pengganti dalam waktu dekat, namun menegaskan tidak akan memecat Powell.
Dari sisi data ekonomi, penjualan ritel yang dijadwalkan rilis pada Selasa turut menjadi indikator penting bagi investor.
Situasi perdagangan global tetap menjadi risiko pasar, terutama menjelang berakhirnya masa jeda tarif 90 hari pada 8 Juli. Meskipun ada kesepakatan gencatan dagang sementara antara AS dan China, ketiadaan detail kesepakatan membuat potensi konflik kembali terbuka.
(Ahmad Islamy Jamil)