Investasi Infrastruktur di Indonesia Masih Menarik? Luhut: Perlu Waktu Pengembaliannya
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, berinvestasi di sektor Infrastruktur di Indonesia merupakan pilihan yang tepat. Sebab punya imbal hasil yang menarik bagi investor, meski butuh waktu untuk pengembaliannya.
Luhut mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di Dunia masih sangat membutuhkan kelengkapan infrastruktur untuk menunjang aktivitas perekonomian hingga mobilitas masyarakat.
"Hari ini kalau Anda berinvestasi di infrastruktur di Indonesia ini adalah hal yang tepat, tentu untuk pengembalian investasinya perlu waktu," ujarnya dalam acara International Conference Infrastructure (ICI) 2025 di JCC Senayan, Kamis (12/6/2025).
Baca Juga: Pecah Telor, Intip 2 Proyek Hunian di IKN lewat Skema Pembiayaan Pemerintah-Swasta
Lebih jauh Luhut menyebut, proyek-proyek jalan tol saat ini masih menjadi salah satu yang menarik bagi investor. Terutama di Jawa yang mana jaringan jalan tolnya juga sudah tersambung satu dengan yang lainnya. Menurutnya, investasi di jalan tol memang membutuhkan pembiayaan yang lebih besar karena ada proses konstruksi hingga pembebasan lahan yang tidak murah. Namun proyek investasi ini disebut cukup menguntungkan dari sisi imbal hasil.
"Tapi jalan tol di Jawa ini merupakan yang sangat menjanjikan dari sisi keuntungan. Kemudian kalau kita lihat Jalan tol di Sumatera, itu juga satu proyek yang menjanjikan," kata Luhut.
Pemerintah saat ini tengah mencari investor setidaknya untuk 2 proyek jalan tol di Jawa. Seperti jalan tol Pejagan - Cilacap sepanjang 95,39 Km, dan jalan tol Sentul Selatan - Karawang Barat sepanjang 60,36 Km.
Baca Juga: Proyek Tol Sentul-Karawang Rp34,75 Triliun Siap Tender, Target Operasi 2029
Proyek jalan tol Pejagan - Cilacap ini diproyeksikan membutuhkan investasi sebesar Rp27,59 triliun. Badan usaha akan mendapatkan konsesi selama 50 tahun dengan imbal hasil investasi bersumber dari pengenaan tarif tol. Pada Proyek ini pemerintah akan memberikan dukungan berupa pembebasan lahan dan dukungan konstruksi.
Sedangkan proyek tol Sentul - Selatan - Karawang Barat diproyeksikan membutuhkan pembiayaan sebesar Rp34,75 triliun. Badan Usaha akan mendapatkan konsesi selama 40 tahun dengan imbal hasil (return of investment) sekitar 16,27 per tahun dari pengenaan tarif tol.