Nigeria Berhasil Melunasi Utang IMF Rp54,7 Triliun, Bagaimana Caranya?
Nigeria telah melunasi utang sebesar USD3,4 miliar setara dengan Rp54,7 triliun (dengan kurs Rp16.101 per USD) yang dipinjam dari Dana Moneter Internasional (IMF) selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat Nigeria keluar dari daftar negara-negara yang berutang kepada IMF.
Menteri Keuangan Wale Edun mengonfirmasi melalui pesan teks bahwa pinjaman tersebut telah dilunasi sesuai dengan syarat yang disepakati seperti dilansir Bloomberg.
Pada April 2020, IMF memberikan pembiayaan untuk membantu eksportir minyak terbesar di Afrika itu, untuk mengatasi keruntuhan harga minyak mentah, yang memukul sektor keuangan dan mendorong ekonomi Nigeria ke dalam resesi.
Perwakilan IMF untuk Nigeria, Christian Ebeke mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa negara tersebut per 30 April telah "sepenuhnya membayar dukungan keuangan" yang diterimanya melalui Instrumen Pembiayaan Cepat Dana pinjaman, sebuah fasilitas yang menyediakan pendanaan segera untuk keseimbangan pembayaran kepada negara-negara anggota.
"Nigeria akan menghormati beberapa pembayaran tambahan dalam bentuk biaya Hak Penarikan Khusus sekitar USD30 juta per tahun," tambah Ebeke.
Data terbaru dari Kantor Manajemen Utang menunjukkan bahwa Nigeria tahun lalu menghabiskan USD4,66 miliar untuk membayar utang luar negerinya, di mana USD1,63 miliar berasal dari IMF.
Nigeria Bebas Utang IMF
Nigeria tidak ada lagi di antara para debitur IMF yang 91 negara berkembang dengan total sekitar USD117,7 miliar hingga 6 Mei 2025. Total kredit IMF yang masih terutang mengacu pada jumlah total pokok yang belum dibayar dan jatuh tempo yang menjadi tanggung jawab dari negara-negara anggotanya.Ini mencakup baik pinjaman yang belum dibayar berdasarkan kesepakatan yang berlaku maupun yang sudah kadaluarsa. Perusahaan data, StatiSense mengonfirmasi di akun X-nya bahwa Nigeria tidak lagi masuk dalam daftar negara yang berutang kepada IMF.
Ia mengungkapkan, bahwa hingga 28 Juli 2023, Nigeria berutang sebesar USD1,61 miliar. StatiSense mengatakan, utang tersebut berkurang menjadi USD1,37 miliar pada 5 Januari 2024; USD933,03 juta di 10 Juli 2024; USD472,06 juta pada 8 Januari 2025, sebelum akhirnya diselesaikan bulan ini.










