Profil dan Harta Kekayaan Bimo Wijayanto, Calon Dirjen Pajak Baru Pengganti Suryo Utomo
Bimo Wijayanto dipastikan bakal mengisi posisi Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang baru untuk menggantikan Suryo Utomo. Kepastian ini diperoleh setelah Bimo Wijayanto menerima arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Bimo Wijayanto tidak sendirian, tetapi bersama Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal (Letjen) Djaka Budhi Utama yang kabarnya bakal dilantik menjadi Dirjen Bea dan Cukai. Lalu siapakah Bimo Wijayanto? yang bakal memimpin Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) di tengah tantangan menggenjot penerimaan negara.
Berikut profil singkat Bimo Wijayanto
Dilansir laman resmi PT Phapros Tbk, Bimo Wijayanto lahir di Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 5 Juli 1977. Ia menjadi Komisaris Independen Phapros, anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk sejak 25 Mei 2022.Bimo menempuh Sekolah Menengah Atas atau SMA Taruna Nusantara pada 1995. Selanjutnya diteruskan hinggajenjang sarjana (S1) Akuntansi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 2000.
Ia juga mengambil pendidikan Pos-Doktoral-Post-Doctoral Fellowships-Inagural Hadi Soesastro Prize-Australia Awards at NATSEM and DCID (Duce Center for International Development), Duke University, Durham, North Carolina, USA dan Doktoral – Ph.D In Economics – National Center for Social and Economic Modeling (NATSEM), University of Canberra, Bruce, Canberra, Australia.
Sebagai eksekutif bisnis, Bimo sempat menduduki berbagai posisi di antaranya sebagai Komisaris di beberapa perusahaan dan sebagai Asisten Deputi Investasi Strategis, Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Republik Indonesia.
Bimo mengawali karirnya sebagai dosen paruh waktu di Pendidikan Profesi Akuntan (PPA), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), UGM sejak Maret 2007 hingga Agustus 2009. Ia juga pernah menjadi Staf di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Januari 2003 hingga Januari 2010.
Pada tahun 2016, Bimo sempat menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) RI. Dia juga pernah menjadi Asisten Deputi Investasi Strategis, Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).
Harta Kekayaan Bimo Wijayanto
Bimo Wijayanto sudah tiga kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) yang dilihat dari laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pertama kali sebagai Tenaga Ahli Utama KSP, harta Bimo berjumlah Rp5.970.000.000 pada 2019.Selanjutnya, Bimo kembali melaporkan harta kekayaannya kepada KPK ketika menjabat sebagai Asisten Deputi Investasi Strategis, Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves dengan total hartanya sebesar Rp6.170.000.000 pada 2020.
LHKPN terakhir yang dilaporkan Bimo sebagai Asisten Deputi Investasi Strategis, Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, yaitu Selasa, 15 Maret 2022 dengan jumlah mencapai Rp6.670.000.000 dengan rincian:• Tanah dan bangunan: Rp5.800.000.000.• Alat transportasi dan mesin: Rp370.000.000.• Harta bergerak lainnya: Rp200.000.000.• Surat berharga: -• Kas dan setara kas: Rp300.000.000.• Harta lainnya: -• Utang: -
Dalam LHKPN-nya, Bimo mengakui kepemilikan atas lima bidang tanah dan/atau bangunan yang diklaim berasal dari hasil sendiri. Aset-aset properti seluas 92-1.827 meter persegi tersebut tersebar di Yogyakarta, Sleman, dan Gunungkidul.
Bimo hanya mempunyai satu unit alat transportasi roda empat yang juga diklaim dari hasil sendiri. Kendaraannya berupa Toyota SUV Fortuner TRD (2017) senilai Rp370 juta.









