Andalkan Bisnis Paylater, Akulaku Kaji Masuk Pasar Modal
JAKARTA - Akulaku Finance optimis akan mencapai pertumbuhan pembiayaan sebesar 52 pada tahun 2025, dengan nilai mencapai Rp9,1 triliun. Strategi ini mencakup ekspansi Buy Now, Pay Later (BNPL), diversifikasi pendanaan, dan penguatan sinergi dengan Akulaku Group.
1. BNPL Tetap Jadi Lini Bisnis
Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia, Perry Barman Slangor, menerangkan bahwa BNPL tetap menjadi lini bisnis utama dengan kontribusi sekitar 86 terhadap total portofolio pembiayaan perusahaan.
Perry menegaskan bahwa perusahaan akan terus menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan dengan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance / GCG).
"Dengan pendekatan ini, kami optimistis dapat menjaga kelangsungan ekspansi sesuai rencana serta memperkuat posisi kami sebagai salah satu pemain utama di industri pembiayaan digital," ujar Perry pada Senin (17/3/2025).
2. Pembianyaan Baru
Di sepanjang tahun fiskal 2024, Akulaku Finance mencatat total pembiayaan baru sebesar Rp6 triliun, dengan Rp3,9 triliun tersalur pada paruh kedua tahun fiskal tersebut. Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) Net tetap terkendali di level 1,1, menunjukkan kualitas penyaluran pembiayaan yang sehat dan manajemen risiko yang solid.
Normalisasi status pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2024 turut menjadi momentum penting bagi Akulaku Finance. Perry menyebutkan bahwa hal ini mencerminkan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi serta tata kelola yang semakin baik.
3. Masuk ke Pasar Modal
Untuk tahun 2025, selain ekspansi layanan BNPL, Akulaku Finance akan mengembangkan kemitraan bisnis dan memperkuat inovasi teknologi. Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi, menegaskan bahwa strategi pendanaan menjadi fokus utama untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis perusahaan.
"Kami masih mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, termasuk kemungkinan masuk ke pasar modal agar dapat memperoleh biaya pendanaan yang lebih efisien," jelas Aan.
Selain itu, berdasarkan data OJK per Februari 2025, sektor BNPL di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL mengalami peningkatan sebesar 46,45 secara year on year (YoY), mencapai Rp22,57 triliun, dengan jumlah rekening tercatat sebanyak 24,44 juta