Melihat Tantangan Keamanan Siber Bagi Industri Keuangan Di Masa Depan

Melihat Tantangan Keamanan Siber Bagi Industri Keuangan Di Masa Depan

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 9 Juni 2023 - 04:00
share

AKURAT.CO Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memandang internet, pandemi covid-19, dan digitalisasi menjadi hal yang membuat industri keuangan sebagai sebuah ekosistem yang saling terhubung antara nasabah, pelaku industri, dan institusi pemerintahan.

Pada kondisi hyperconnected seperti saat ini, insiden siber berkemungkinan dapat menimbulkan berbagai efek kejut dan risiko sistemik terhadap stabilitas industri keuangan di Tanah Air.

Oleh karena itu, Mastel menyelenggarakan Breakfast Forum yang bertajuk "Tantangan Masa Depan Keamanan Siber Bagi Industri Keuangan" di salah satu hotel yang berada di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2023).

Ketua Umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan, forum ini merupakan wadah atau tempat untuk mendengar berbagai tantangan keamanan siber, khususnya yang dihadapi oleh industri untuk saat ini.

Selain itu, Sarwoto juga mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya forum ini juga untuk mencari solusi yang tepat terkait perlindungan data serta nasabah dari industri keuangan.

Tak hanya melibatkan komponen masyarakat, forum ini juga melibatkan pihak-pihak yang relevan seperti perwakilan dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan lebih dari 10 panelis dari berbagai asosiasi perusahaan jasa keuangan di Indonesia.

Manajemen risiko siber untuk stabilitas industri keuangan, kami melibatkan BI, OJK, Kementerian Pertahanan, praktisi dan asosiasi, ujar Sarwoto.

Selain itu, Sarwoto juga mengatakan bahwa forum ini turut menghadirkan perwakilan dari Crowe Global, praktisi berskala internasional untuk berbagi perspektif dan berpengalaman selama lebih dari 11 tahun mengevaluasi keamanan siber di berbagai institusi keuangan.

Risiko siber adalah risiko yang sangat dinamis. Tantangan organisasi ke depan lebih ke arah optimalisasi sumber daya terbatas atau mahal agar efektif dan efisien dalam melindungi aset atau layanan yang paling bernilai, jelasnya.

Lebih lanjut, Sarwoto mengatakan bahwa forum ini bukan merupakan forum biasa, melainkan telah mengkurasi narasumber-narasumber terbaik yang terlibat di forum untuk mewujudkan komitmen bersama.

Sementara itu, Ketua OJK periode 20172022, Wimboh Santoso menuturkan bahwa risiko siber merupakan risiko yangctidak mudah dan selalu berevolusi secara dinamis.

Untuk meminimalisasi risiko siber, perlu kerja sama antar seluruh pemangku kepentingan, baik nasabah, pelaku jasa keuangan, dan pihak ketiga harus selalu waspada dalam menjaga transaksi, menjalankan edukasi, dan sosialisasi," tuturnya.[]

Topik Menarik