Miliki Kekayaan Rp30 Triliun, Miliarder Super Kaya Ini Ditemukan Meninggal Diduga Bunuh Diri

Miliki Kekayaan Rp30 Triliun, Miliarder Super Kaya Ini Ditemukan Meninggal Diduga Bunuh Diri

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 25 Februari 2023 - 07:17
share

NEW YORK Keluarga mliarder super kaya asal Amerika Serikat (AS) , Thomas H Lee, mengaku sangat sedih dengan kematian pria berusia 78 tahun itu.

The New York Post melaporkan bahwa dia meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri di kantornya di Manhattan. Dia meninggalkan istrinya, Ann Tenenbaum, dan kelima anaknya.

NYPD mengatakan kepada BBC bahwa seorang pria berusia 78 tahun yang tidak disebutkan namanya ditemukan meninggal pada Kamis (23/2/2023) pagi di 767 Fifth Avenue. Alamatnya adalah tempat kantor Thomas H Lee Capital LLC yang terdaftar.

Menurut Forbes, kekayaan Lee mencapai USD2 miliar (Rp30 triliun) pada saat kematiannya.

Juru bicara polisi tidak mengkonfirmasi pria itu meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri, mencatat penyebab kematian akan ditentukan oleh pemeriksa medis.

Melalui sebuah pernyataan kepada BBC News, polisi mengatakan mereka telah menanggapi panggilan 911 tak lama setelah pukul 11:00 (16:00 GMT) pada Kamis (23/2/2023) pagi dari dalam sebuah kantor di Fifth Avenue.

Terkait kejadian ini, teman keluarga dan juru bicara Michael Sitrick mengeluarkan pernyataan khusus.

"Sementara dunia mengenalnya sebagai salah satu pelopor dalam bisnis ekuitas swasta dan pengusaha sukses, kami mengenalnya sebagai suami, ayah, kakek, saudara kandung, teman dan dermawan yang berbakti. selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhannya sendiri, terang mereka.

Pemodal super kaya ini diketahui membantu merintis akuisisi perusahaan berbahan bakar utang yang dikenal sebagai leveraged buyout.

Selain merintis pembelian dengan leverage, Lee juga dikenal karena mengakuisisi perusahaan minuman Snapple pada 1992 dan menjualnya dua tahun kemudian ke Quaker Oats seharga USD1,7 miliar - 32 kali lipat harga pembeliannya.

Lee juga terkenal karena filantropinya, dan pernah menjabat sebagai wali untuk organisasi seni terkemuka Kota New York seperti Pusat Seni Pertunjukan Lincoln dan Museum Seni Modern.

Pada 1996, dia menyumbangkan USD22 juta kepada almamaternya Universitas Harvard, yang sebagian telah digunakan untuk memberikan bantuan keuangan bagi para mahasiswa.

"Saya beruntung bisa menghasilkan uang. Saya sangat senang mengembalikannya," katanya saat itu.

Topik Menarik