Saham Asia Terpantau Muram, Dibayangi Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Saham Asia Terpantau Muram, Dibayangi Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Ekonomi | BuddyKu | Kamis, 30 Juni 2022 - 09:53
share

IDXChannel Bursa saham di Asia mengakhiri kuartal II 2022 dengan suasana muram pada perdagangan Kamis (30/6/2022). Kondisi tersebut terjadi karena kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga dan inflasi yang menekan ekonomi global.

Meskipun situasi tersebut mendorong dolar AS sebagai aset lindung nilai dan obligasi pemerintah menguat. Namun, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) turun 0,4% lagi, membawa kerugian untuk kuartal ini menjadi 10%.

Nikkei Jepang (.N225) turun 0,8%, meskipun penurunan kuartal ini relatif moderat 4% berkat yen yang lemah dan komitmen Bank of Japan untuk kebijakan super-mudah.

Kebutuhan akan stimulus digarisbawahi oleh data yang menunjukkan produksi industri Jepang turun 7,2% pada Mei, ketika analis memperkirakan penurunan hanya 0,3%.

Saham-saham Blue Chip China (.CSI300) bertambah 0,6% terbantu oleh survei yang menunjukkan peningkatan tajam dalam aktivitas jasa.

Analis di JPMorgan melihat rebound besar di China dalam beberapa bulan mendatang dan merasa bahwa, dengan begitu banyak berita buruk yang masuk ke pasar dunia, positioning berpendapat untuk rebound .

"Bukannya kami berpikir bahwa dunia dan ekonomi berada dalam kondisi yang sangat baik, tetapi hanya bahwa rata-rata investor mengharapkan bencana ekonomi, dan jika itu tidak terwujud, kelas aset berisiko dapat memulihkan sebagian besar kerugian mereka dari paruh pertama," kata mereka. tulis JPMOrgan dalam sebuah catatan dikutip dari Reuters pada Kamis (30/6/2022).

Di sisi lain, analis ANZ menyebut kenaikan suku bunga yang cepat akan membutuhkan waktu untuk mengurangi ketegangan di pasar tenaga kerja. Hal itu berarti inflasi dapat bertahan di level tinggi dan lebih lama.

Inflasi bisa terus terjadi. Ini meluas dari barang ke jasa dan pertumbuhan upah semakin cepat, ujar analis ANZ.

Kondisi tersebut menyebabkan pelaku pasar terlalu dini menentukan puncak suku bunga. Maskipun pasar saham telah jatuh cukup dalam.

S&P 500 (.SPX) telah kehilangan hampir 16% kuartal ini, kinerja terburuknya sejak awal pandemi, sementara Nasdaq (.IXIC) turun 21%. Adapun, S&P 500 berjangka dan Nasdaq berjangka keduanya turun 0,3%.

(FRI)

Topik Menarik