Kebutuhan Hewan Kurban Kurang

Kebutuhan Hewan Kurban Kurang

Nasional | BuddyKu | Selasa, 30 Mei 2023 - 12:07
share

RADAR JOGJA Ketersediaan hewan di Kabupaten Sleman belum mampu memenuhi kebutuhan ternak kurban. Ketersediaan ternak kurban sebanyak 11.653 ekor. Separo dari kebutuhan yang mencapai 21.350 ekor.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono menyebutkan, ketersediaan hewan kurban meliputi sapi 3.690 ekor, kambing 2.118 ekor, dan domba 5.845 ekor. Sedangkan kebutuhan sapi masih kurang 5.460 ekor, kambing 382 ekor, dan domba 3.855 ekor.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pram menyebut, akan mendatangkan ternak dari luar Sleman. Seperti Bali, Madura, dan sekitar Sleman. Sedangkan kambing dan domba banyak disuplai dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan kabupaten di wilayah DIJ. Adapun kebutuhan ternak dalam menghadapi Idul Adha mencapai 9.150 ekor sapi, 2.500 ekor kambing, dan domba 9.700 ekor.

Dengan banyaknya pemasukan ternak ke wilayah Kabupaten Sleman, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi penyebaran penyakit hewan menular, beber Pram kepada Radar Jogja kemarin (29/5).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, jajarannya melakukan pengawasan dan edukasi pasar hewan. Termasuk pasar hewan tiban yang tersebar di kelompok-kelompok ternak ataupun tempat lainnya, sambungnya.

Selain itu, dia juga menerbitkan surat rekomendasi bagi para pelaku usaha ternak. Agar mereka yang hendak mendatangkan hewan ternak dari luar wilayah Sleman harus menaati ketentuan yang berlaku. Misalnya ketersediaan tempat penampungan ternak yang memadai.

Kemudian hewan ternak harus sehat hal ini dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Selanjutnya, sertifikat pengeluaran ternak dari Balai Karantina Pertanian setempat. Apabila ternak dari luar Jawa, dipasang ear tag, juga dilengkapi dengan surat keterangan ternak sudah divaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) minimal dosis I, beber mantan kepala Dinas Pariwisata Sleman itu.

Disebutkan, menjelang Hari Raya Idul Adha harga hewan kurban umumnya mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut, rata rata untuk Sapi naik sebanyak Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Untuk kambing dan domba kenaikan biasanya sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.

Sebulan jelang kurban, antusias permintaan hewan kurban mulai tinggi. Pemburu sapi sudah bergeliat melakukan penawaran dengan para peternak.
Di Kelompok Ternak Sumbermulyo Padukuhan Jodog, Sumberadi, Mlati, Sleman misalnya. Ketua kelompok ternak Sumbermulyo, Sumarjono mengaku, dari lima ekor sapi yang disediakan untuk pasaran kurban, dua di antaranya sudah terjual. Sisanya masih dalam penawaran.

Disebutkan, harga sapi lemosin ukuran sedang dibanderol sekitar Rp 22 juta per ekor. Harga akan terus merengkak semakin mendekati Hari Raya Idul Adha. Kenaikan cukup variatif. Antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta, bebernya.
Adapun kesehatan ternak, disebutnya aman dari penyakit ternak seperti PMK dan LSD atau yang sering disebut penyakit lato-lato. Pemeliharaan dan perawatan rutin diberikan vitamin. Kalau sakit dimintakan obat ke puskeswan, ujarnya.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mulai waspada terhadap peredaran hewan kurban. Upaya pengawasan pun diperketat agar tidak ada temuan kasus penularan atau ternak yang sakit di Kabupaten Bantul.

Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan, terkait upaya pengawasan tersebut pihaknya akan melakukan pemantauan ternak di pasar-pasar hewan. Selain itu, DKPP juga bakal melakukan pengecekan ke kandang peternak. Upaya itu untuk memastikan hewan kurban yang dijual di Bantul benar-benar dalam kondisi sehat.

Khusus untuk ternak dari luar daerah, Joko mengaku cukup menaruh perhatian khusus. Sebab beberapa daerah memang rawan penularan penyakit ternak. Contohnya Gunungkidul yang sering ditemukan sapi dengan antraks. Serta beberapa daerah di luar DIJ yang masih banyak temuan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kami akan pastikan hewan yang masuk ke Bantul sudah memiliki SKH (Sertifikat Kesehatan Hewan), ujar Joko saat dikonfirmasi kemarin.
Joko menyebut, temuan penyakit yang menyerang ternak di Bantul juga mulai melandai. Dia mengklaim, ternak dengan LSD dan PMK di Bantul kini hanya bekisar puluhan kasus.

Kemudian, DKPP juga telah kembali menerima pasokan vaksin PMK sebanyak 1.000 dosis dari Kementerian Pertanian. Upaya vaksinasi pun untuk saat ini juga terus dijalankan dengan menyasar kandang-kandang peternak di seluruh Kabupaten Bantul. Namun kami tetap waspada terhadap penularan dari luar daerah, ungkap Joko. (mel/inu/eno)

Topik Menarik