Perceraian Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Disebut Gray Divorce, Apa Itu?

Perceraian Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Disebut Gray Divorce, Apa Itu?

Berita Utama | inews | Kamis, 18 Desember 2025 - 06:43
share

JAKARTA, iNews.id - Belakangan, marak kasus perceraian yang terjadi di rumah tangga publik figur Indonesia. Tak hanya terjadi pada pasangan muda, tapi juga dialami pasangan berusia matang, seperti Ari Lasso, dan terbaru Ridwan Kamil versus Atalia Praratya.

Fenomena ini dikenal dengan istilah Gray Divorce. Apa itu? Istilah ini merujuk pada perceraian yang terjadi pada pasangan berusia 50 tahun ke atas, setelah menjalani pernikahan selama puluhan tahun.

Dikutip dari Verywell Mind, gray divorce menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Jika pada awal 1990-an perceraian di kelompok usia ini tergolong jarang, kini angkanya terus meningkat. 

Bahkan, tingkat perceraian pada pasangan berusia 65 tahun ke atas mengalami kenaikan yang cukup tajam. Banyak pasangan yang sebelumnya memilih bertahan demi anak atau alasan sosial, kini lebih berani memutuskan untuk berpisah demi kepuasan emosional.

Salah satu pemicu utama gray divorce adalah fase empty nest, ketika anak-anak telah dewasa dan meninggalkan rumah. Selama bertahun-tahun, peran sebagai orang tua menjadi pusat kehidupan rumah tangga. 

Ketika peran tersebut berkurang, pasangan sering kali menyadari bahwa mereka telah tumbuh ke arah yang berbeda dan tidak lagi memiliki kedekatan emosional seperti sebelumnya. Masalah keuangan juga menjadi faktor yang kerap memicu konflik di usia matang. 

Perbedaan pandangan mengenai tabungan, pensiun, atau pengelolaan aset dapat memperbesar ketegangan yang sudah lama terpendam. Di usia ini, pasangan juga lebih sadar bahwa waktu dan sumber daya yang dimiliki terbatas, sehingga keinginan untuk menjalani hidup yang lebih sesuai dengan nilai pribadi semakin kuat.

Seiring bertambahnya usia, seseorang juga dapat mengalami perubahan nilai, minat, dan prioritas. Ketika pasangan tidak lagi berkembang sejalan, hubungan pun terasa semakin hambar dan penuh jarak emosional.

Dari sisi emosional, gray divorce bukanlah proses yang mudah. Perceraian di usia matang sering kali disertai rasa kehilangan yang mendalam, kesepian, dan ketidakpastian akan masa depan. 

Banyak orang harus beradaptasi dengan identitas baru setelah puluhan tahun hidup dalam sebuah pernikahan. Namun, tidak semua dampaknya bersifat negatif. 

Bagi sebagian orang, gray divorce justru menjadi titik balik untuk menemukan kembali kebahagiaan dan makna hidup. Setelah keluar dari hubungan yang tidak lagi sehat secara emosional, mereka memiliki kesempatan untuk membangun kehidupan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pribadi, baik dari sisi sosial, emosional, maupun mental.

Topik Menarik