Israel Serang Iran, Harga Emas Dunia Meroket Dekati Rekor Tertinggi

Israel Serang Iran, Harga Emas Dunia Meroket Dekati Rekor Tertinggi

Berita Utama | sindonews | Jum'at, 19 April 2024 - 16:00
share

Harga minyak dan emas melonjak setelah para pejabat AS mengatakan bahwa sebuah rudal Israel telah menghantam Iran . Minyak mentah Brent, patokan internasional, naik 1,8 menjadi USD88 per barel sementara harga emas dunia mendekati rekor tertinggi sebelum turun kembali ke hampir USD2.400 per ons.

Para investor telah mengamati dengan seksama reaksi Israel terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran akhir pekan lalu. Ada kekhawatiran bahwa konflik yang memburuk di Timur Tengah dapat mengganggu suplai minyak.

Harga minyak sempat melonjak sebanyak 3,5 pada awalnya. Namun, kenaikan surut setelah media pemerintah Iran mengklaim bahwa tidak ada kerusakan di provinsi Isfahan di mana terdapat laporan-laporan mengenai ledakan.

Kenaikan harga minyak yang tajam dan berkelanjutan berisiko memicu inflasi. Negara-negara sangat bergantung pada komoditas ini, yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar seperti bensin dan diesel. Harga bahan bakar dan energi telah menjadi pendorong utama di balik kenaikan biaya hidup di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Randeep Somel, fund manager di M&G Investment Management, mengatakan kepada program Today di BBC: "Kekhawatiran pasar terutama adalah masalah inflasi, bahwa hal ini akan menambah inflasi," kata dia dikutip dari BBC, Jumat (19/4/2024).

Meskipun laju inflasi telah melambat, di Inggris, laju inflasi masih berada di atas target 2 Bank of England dan beberapa ekonom memperkirakan bahwa penurunan suku bunga mungkin baru akan terjadi pada musim panas atau akhir tahun ini.

"Di Inggris, tingkat inflasi masih sekitar 3,2 - masih jauh dari target - dan ini menjadi sedikit kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan," kata Somel. "Senang melihat bahwa hal ini tidak meningkat lebih jauh dan semoga gangguan pada pasar tidak berlangsung lama."

Harga emas sering kali naik di saat-saat ketidakpastian karena emas dipandang sebagai investasi yang aman. Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah pengiriman melalui Selat Hormuz antara Oman dan Iran akan terpengaruh.

Selat Hormuz adalah rute pengiriman yang sangat penting, karena sekitar 20 dari total pasokan minyak dunia melewatinya. Anggota kartel produsen minyak Opec Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak mengirimkan sebagian besar minyak yang mereka ekspor melalui selat ini. Iran adalah produsen minyak terbesar ketujuh di dunia, menurut Administrasi Informasi Energi AS, dan anggota terbesar ketiga di Opec.

Pakar pasar energi dari Vanda Insights Vandana Hari mengatakan lonjakan awal harga minyak adalah reaksi spontan terhadap kekhawatiran akan eskalasi perang baru antara Israel dan Iran.

"Apa yang digarisbawahi oleh kejadian-kejadian terakhir adalah meningkatnya kerentanan dan volatilitas dalam situasi Timur Tengah," tambahnya.

Pasar-pasar saham di Asia jatuh karena kekhawatiran akan situasi di wilayah tersebut. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 2,7, sementara Hang Seng Hong Kong turun 1,2. Kospi di Korea Selatan turun sekitar 1,7.

Topik Menarik