Indonesia Krisis Sopir Truk, Punya Skill Tinggi Diincar Negara Lain

Indonesia Krisis Sopir Truk, Punya Skill Tinggi Diincar Negara Lain

Berita Utama | inews | Rabu, 27 Maret 2024 - 06:00
share

JAKARTA, iNews.id Sopir, driver alias pengemudi saat ini salah satu profesi yang sangat dibutuhkan. Tak heran, banyak perusahaan membuka lowongan untuk sopir.

Hal ini seiring meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia. Perusahaan membutuhkan driver untuk mengoperasikan kendaraannya

Namun yang dibutuhkan bukan sopir sembarangan. Mereka yang dicari pengemudi yang memiliki skill, pengetahuan dan pengalaman berkendara yang baik. Terlebih untuk jenis kendaraan besar seperti truk dan bus.

"Bisa dibayangkan jumlah truk dan bus bertambah puluhan ribu per tahun. Nah ini siapa yang akan membawa kendaraan ini. Sebab itu, pihaknya sangat mendukung berbagai kegiatan pelatihan berkendara, tidak hanya dari sisi pengetahuan, tapi juga skill hingga mendapatkan sertifikasi," ujar After Sales Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono di Jakarta, belum lama ini.

Dia mengungkapkan, sejumlah negara seperti Jepang pun kekurangan profesi sopir. Tak heran, banyak masyarakat Indonesia bekerja menjadi sopir di negara lain.

"Bahkan mereka (Jepang) meminta dilakukan pelatihan dan sertifikasi pengemudi untuk bekerja di sana. Jika banyak pengemudi memilih bekerja di luar negeri, bagaimana dengan Indonesia," katanya.

Saat ini, pengemudi truk di Indonesia banyak yang sudah berusia lanjut tidak lama lagi harus meninggalkan pekerjaan. Tapi, tak banyak penerus dari usia lebih muda dengan kompetensi mencukupi melanjutkan pekerjaan tersebut.

Division Head if Business Strategy Division PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan, harus ada ekosistem pendidikan pengemudi truk. Ini untuk memastikan sopir truk merupakan pekerjaan yang menjanjikan.

Enggak cuma sekolah (mengemudi), tapi gimana buat kerjaan nyetir truk itu dianggap sebagai pekerjaan yang punya masa depan. Paling tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kata Attias di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Isuzu sendiri saat ini memiliki program Driving School untuk menciptakan pengemudi truk berkompeten dan berlisensi sesuai kendaraan yang dikendarainya. Selain menambah jumlah pengemudi, tapi juga meningkatkan kemampuannya.

Peran kami juga yang harus mengangkat. Itu semua enggak cuma sekadar pengemudinya dikasih training, diajarin, itu nggak cukup. Makanya kita semua selalu maunya membuat ekosistemnya, itu harus diangkat (derajat pengemudi), ujar Attias.

Sebenarnya, ketika bisnis kendaraan niaga membaik, maka para pengemudi bisa kena imbasnya. Truk yang digunakan saat ini makin modern, ongkos kirim bertambah dan pengemudi bisa memiliki pendapatan yang bagus.

Topik Menarik