Contoh Peristiwa Diakronik dalam Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Pengertian dan Ciri-Ciri

Contoh Peristiwa Diakronik dalam Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Pengertian dan Ciri-Ciri

Travel | BuddyKu | Kamis, 14 September 2023 - 19:19
share

JAKARTA, iNews.id Contoh peristiwa diakronik berikut ini bisa dipelajari agar dapat lebih mudah memahami peristiwa bersejarah di Indonesia.

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud Ristek, peristiwa diakronik merupakan sebuah peristiwa sesuatu yang melintas tak terbatas melampaui waktu dalam sejarah.

Umumnya peristiwa diakronik berisikan tentang sejarah, kronologis hingga perubahan berkelanjutan.Bisa dipastikan secara sederhana peristiwa diakronik berfokus pada pada awal waktu hingga akhir kejadian.

Selain itu, diakronik memiliki karakteristik atau ciri-ciri di antaranya, bersifat vertikal, pembahasannya lebih luas, memiliki konsep perbandingan, bersifat historis dan berkesinambungan.

Cara berpikir diakronik yang digunakan dalam mengkaji sejarah memiliki dua unsur yaitu mengenai unsur periodisasi dan juga unsur kronologis.

Unsur periodisasi dalam berpikir diakronik merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu.

Sementara, dalam berpikir diakronik unsur kronologis yakni menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa.

Untuk mempermudah dalam pemahaman, berikut adalah beberapa contoh contoh peristiwa diakronik, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (14/9/2023).

Contoh Peristiwa Diakronik

1. Kronologis Pertempuran Ambarawa (20 Oktober 15 Desember 1945)

Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.

Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu. Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.

Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi. Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.

2. Kronologis Perang Diponegoro (1825-1830)

Pemerintahan kolonial berencana membangun jalan untuk melancarkan sarana transportasi dan militer di Yogyakarta.Pada tanggal 20 juli 1825 perang Tegalrejo dikepung oleh serdadu Belanda.

Diponegoro dan pengikutnya menyusun strategi gerilya. Belanda menerapkan strategi Benteng Stelsel pada tahun 1827. Tahun 1829 Kiai Maja ditangkap. Pangeran Diponegoro tertangkap di Magelang pada 25 maret 1930.

3. Kronologis Pertempuran Surabaya (27 Oktober 20 November 1945)

Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.

Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris.

Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris ditandatangani pada tanggal 29 Oktober 1945.

Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai berpuncak pada terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.

Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.

Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November 1945 pagi tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran.

4. Kronologis Perang Padri (1821-1837)

Terjadi perang antara kaum Padri dan kaum adat, namun terjadi perjanjian perdamaian pada tanggal 15 Juli 1825 di Padang,dimana perang ini mengharuskan tentara Belanda ditarik ke Jawa.

Pada tahun 1834 Belanda mengesahkan pasukannya untuk mengepung pusat pertahanan kaum Padri di Bonjol. Kemudian pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Iman Bonjol tertangkap dan diasingkan ke Minahasa hingga wafatnya.

5. Kronologis Pertempuran 5 Hari di Semarang (15 Oktober 19 Oktober 1945)

Tawanan Jepang kabur pada hari Minggu, 14 Oktober 1945. Tersiar kabar bahwa sumber air minum di Semarang telah diracun. Dr Kariadi yang hendak memeriksa sumber air dibunuh oleh tentara Jepang.

Terjadi pertempuran yang berlangsung selama lima hari mulai dari 15 Oktober 1945.

6. Kronologis Peristiwa Tanam Paksa (1830-1870)

Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian tanah milik mereka untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual di pasar Eropa.

Bagian tanah tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk di desa.

Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagang tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. Bagian tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.

Tanaman dagang yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda jika nilai hasil-hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih profitnya harus diserahkan kepada rakyat.

Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jika kegagalan ini tidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat.

Penduduk desa mengerjakan tanah-tanah mereka di bawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai-pegawai Eropa hanya membatasi diri pada pengawasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya.

7. Kronologis 7 Kali Pergantian Kabinet (1950-1959)

Kabinet Natsir (6 September 1050- 21 Maret 1951)

Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952)

Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 3 Juli 1953)

Kabinet Ali Sastroamidjojo (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)

Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)

Kabinet Ali II (20 Maret 1956 - 4 Maret 1957)

Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5 Juli 1959)