Punya Banyak Destinasi Wisata Indah, Kenapa Kota Batu Tak Dilirik Turis Asing?

Punya Banyak Destinasi Wisata Indah, Kenapa Kota Batu Tak Dilirik Turis Asing?

Travel | BuddyKu | Jum'at, 21 Juli 2023 - 16:07
share

KOTA Batu di Jawa Timur memiliki keindahan alam luar biasa dan banyak tempat wisata menarik. Tapi, hal itu belum membuat daerah yang masuk kawasan Malang Raya tersebut jadi primadona bagi wisatawan mancanegara atau wisman.

Dinas Pariwisata Kota Batu mencatat dari 7,4 juta wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu pada 2022, hanya 1.000 orang saja wisman. Selebihnya wisatawan Nusantara atau lokal

Pelaku usaha pariwisata di Kota Batu mengeluhkan sulitnya mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara berkunjung.

Rekomendasi 15 Tempat Wisata di Kota Batu Terbaru 2023 Lengkap dengan Harga Tiketnya!

"Wisman secara umum di Batu tidak terlalu banyak, enggak tahu ini yang masih jadi pertanyaan juga kenapa wisatawan (asing) kecil sekali di Kota Batu," kata Direktur Taman Rekreasi Selecta Pramono kepada MNC Portal , Kamis 20 Juli 2023.

Padahal, kata Pramono, Kota Batu menyuguhkan pemandangan indah, iklim yang sejuk seperti halnya di Eropa. Namun, hal itu tak mampu memikat banyak wisman. Wisatawan mancanegara justru terlihat lebih banyak mengunjungi Gunung Bromo, Yogyakarta, maupun Bali.

Ilustrasi

Taman Bunga Selecta (Instagram @nia.sasria)

Pramono mengakui di Taman Rekreasi Selecta yang dimilikinya juga minim wisman. Hanya beberapa turis dari Belanda yang punya ikatan emosional sejarah dengan Selecta pernah datang.

"Di Selecta sendiri kebanyakan wisatawan kalau toh, ada biasanya dari Belanda yang napak tilas, mungkin kakek buyutnya ada ikatan sejarah dengan Selecta," kata dia.

5 Tempat Wisata Alam Gratis di Kota Batu, Cocok buat Obati Jiwa yang Lelah

Ya, Taman Rekreasi Selecta memang dulunya dibangun oleh arsitektur Belanda bernama Ruyter de Wildt pada masa kolonial sekitar tahun 1920-an. Kawasan ini juga jadi salah satu tempat rekreasi favorit Presiden Seokarno. Villa Bima Sakti yang pernah ditinggali Soekarno jadi daya taris tersendiri bagi wisatawan.

Pramono berujar sekitar 2000-an lalu, bangunan yang ditetapkan cagar budaya itu terus menerus ramai dikunjungi turis asing asal Belanda utamanya.

Namun lambat laun kunjungan turis asing itu mulai menurun seiring dengan kurang komunikasinya dengan agen - agen perjalanan yang biasanya membawa turis asing.

"Kita di tahun-tahun awal-awal 2000 masih banyak. Kebetulan ada agen dari Jakarta itu itu rutin ke Selecta, dan nggak selalu hari minggu biasanya, mreka lebih menikmati hari biasa. Ini rupanya kita kui kurang kerjasama dengan travel - travel yang sering menghandle turis luar negeri," ujarnya.

Pihaknya kini berupaya mendongkrak kembali kunjungan turis asing, salah satunya membuat paket wisata edukasi sejarah. Paket inilah yang biasanya diminati para wisatawan mancanegara, selain tentunya karena iklim sejuk dan pemandangan asri yang dipertahankan.

"Untuk paket-paket saya pikir Selecta ya pasti mengandalkan terutama udara, iklim, dan kita mempertahankan biar tetap asri sejuk," tuturnya.

Diharapkan paket-paket wisata sejarah ini bisa menggenjot pertumbuhan wisatawan ke Kota Batu pada umumnya dan Taman Rekreasi Selecta pada khususnya. Apalagi untuk tahun 2023 ini setidaknya 750 ribu wisatawan berkunjung ke Taman Rekreasi Selecta.

Ilustrasi

"Target kita di 750 ribu, sampai semester pertama kemarin sudah di angka 400 sekian. Selama dua minggu (di bulan Juli 2023) ini 50 ribuan. Mudah-mudahan bisa menutup target kita yang 100 ribu tapi agak berat," tuturnya.

Menurutnya, kondisi kunjungan wisata setelah masa Covid-19 dirasa masih belum mendekati normal layaknya seperti sebelum Covid-19. Hal ini berkaca pada jumlah keseluruhan wisatawan di tahun 2019 lalu saja hingga bulan Juli yang sudah mencapai 1,4 juta. Sementara tahun 2022 kemarin baru di angka 641 ribu belum ada 50 persenan dari jumlah normal.

"Diharapkan di tahun ini kalau kita bisa sampai 750 kan hampir 50 persen berarti sebelum pandemi. Kalau trennya pengunjung turun karena banyak faktor, dari segi ekonomi, daya beli masyarakat belum pulih seperti sebelum covi. Saya kira yang paling besar pengaruhnya daya beli masyarakat," tukasnya.

Topik Menarik