Kisah Legenda Panji Laras Sampang, Perjalanan Dakwah Syiar Islam dan Ayam Jago yang Tak Terkalahkan
SAMPANG, celebrities.id - Cerita rakyat nusantara, kental dengan legenda. Salah satunya adalah legenda Panji Laras di Kabupaten Sampang. Makamnya berada di Kampung Madegan, Kelurahan Polagan, Kabupaten Sampang. Perjalanan hidup Panji Laras tak lepas dari dakwah.
Legenda Panji Laras memiliki seekor ayam jago yang tidak terkalahkan bahkan setiap kali bertarung selalu membuat musuh terkapar tidak berdaya.
Uniknya ayam jago tersebut dijadikan sebagai media dakwah dalam menyebar ajaran Islam oleh sang legenda Panji Laras.
Alkisah, awal mula cerita Panji Laras berawal saat Raja Jayengrono berburu di hutan. Dia tersesat dan tiba-tiba melihat sebuah rumah yang dihuni perempuan dan nenek tua. Raja terpesona melihat kecantikan perempuan yang bernama Timun Emas alias Centil Kuning itu. Jayengrono kemudian menikahi Centil Kuning
Beberapa bulan setelah menikah, Jayengrono meminta izin kepada Centil Kuning kembali ke kerajaan untuk mengurus rakyatnya. Saat berpamitan, Centil Kuning sedang hamil tiga bulan. Setelah ditunggu beberapa bulan, ternyata raja tersebut tidak kunjung datang pada akhirnya, perempuan itu melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Panji Laras.
Waktu terus berjalan, Panji Laras tumbuh besar. Saat Panji sudah bisa berjalan, tiba-tiba anak tersebut melihat seekor burung elang yang berputar-putar di atas rumahnya sambil mencengkeram sebutir telur. Lalu, burung itu turun dan meletakkan telur di dekat Panji.
Panji Laras mengambil telur itu dan menceritakan peristiwa aneh tersebut kepada ibunya. Ibunya lalu mengeramkan telur itu ke lilitan ular. Sebab, dia tidak punya ayam untuk dieramkan.
Beberapa hari kemudian, menetaslah telur itu menjadi seekor ayam jantan yang diberi nama Cindi Laras. Ayam jantan itu selalu menang saat diadu dengan ayam-ayam jago lainnya. Saat itu ayam tersebut kesohor hingga terdengar oleh raja. Dipanggillah Panji Laras untuk menghadap istana sembari membawa sang Cindi Laras untuk diadu dengan ayam jago milik raja. Pertarungan itu dimenangkan oleh ayam milik Panji Laras.
Karena ayamnya kalah, sang raja pun kecewa. Dia memanggil Panji Laras dan ditanyakan asal-usulnya. Dari penjelasan itulah, sang raja menyadari bahwa yang ada di depannya itu merupakan putranya sendiri.
Setelah Panji Laras bertemu dengan ayahandanya, dia berpamitan kepada ayahanda dan ibundanya untuk belajar agama Islam. Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, dia diperintahkan oleh gurunya untuk mengembara ke Pulau Garam. Di Madura inilah dia menyebarkan agama Islam. Tak lupa dia juga membawa ayam jagonya untuk dijadikan media dakwah
Juru kunci Makam Panji Laras, Fauzan mengisahkan bahwa sosok Panji Laras dulu sangat disegani oleh masyarakat.
Jadi, dia adu ayam dengan orang lain. Jika lawannya kalah, maka berjanji akan memeluk Islam.
"Kegemaran sabung ayam sembari menyebarkan agama islam merupakan hal yang sangat luar biasa," katanya.
Dia menerangkan, daerah ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Sampang. Di luar Kabupaten Sampang juga dikisahkan tentang Panji Laras. Namun, yang paling mendekati kebenaran yakni di Madegen, Sampang.


