Sejarah Monumen Pancasila Sakti dan Lubang Buaya, Saksi Bisu Perjuangan Pahlawan Indonesia
JAKARTA, celebrities.id - Lahirnya Pancasila diperingati pada 1 Juni ini sebagai lima pilar utama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Monumen Pancasila Sakti pun jadi salah satu saksi sejarah yang kini menjadi destinasi wisata.
Lokasinya ada di Jalan Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pancasila sakti merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang menyimpan banyak kenangan, serta bukti perjuangan para pejuang.
Dilansir dari berbagai sumber, Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare.
Monumen tersebut didirikan dengan tujuan, mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Terdapat juga tujuh patung pahlawan, serta Garuda sebagai lambang NKRI. Ketujuh pahlawan yang dimaksud, yaitu Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Perwira TNI Lettu Pierre Tendean Ajudan.
Selain itu, monumen tersebut menjadi saksi Peristiwa ini dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S/PKI. Terdiri dari Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua (Lubang Buaya), Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Museum Paseban, hingga mobil-mobil yang menjadi peninggalan Pahlawan Revolusi.
Sementara untuk Lubang Buaya sendiri, jadi tempat bersejarah yang memiliki cerita mistis yang tak lepas dari sejarah Indonesia, karena Lubang Buaya dulunya merupakan tempat pembuangan mayat korban G30S/PKI, yang merupakan tragedi kelam di masa lalu.
Disebut Lubang Buaya, menurut warga sekitar karena ada sebuah legenda yang menyebutkan ada banyak buaya putih yang hidup di dekat sungai kawasan tersebut. Karena tragedi itulah Lubang Buaya saat malam hari sering terlihat sosok penampakan manusia memakai seragam tentara dengan wajah berlumuran darah.
Setiap 30 September Indonesia memperingati kejadian yang paling tragis, Peristiwa ini dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S/PKI. Kala itu harus merenggut banyak jiwa, termasuk tujuh perwira Angkatan Darat dibunuh pada 30 September 1965.
Selain itu, juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi yang disiksa dan dibunuh. Dan juga terdapat mobil yang digunakan untuk mengangkut orang-orang saat itu.
Kemudian di dalam museum satu ini, selain mobil ada beberapa benda yang mengingatkan pada peristiwa mencekam tersebut.
Museum Pengkhianatan (PKI) memajang kisah sejarah pemberontakan PKI yang dilengkapi dengan berbagai koleksi foto-fotonya secara berurutan, hingga tiba pada pemberontakan kedua yaitu G30S/PKI.
Tak hanya itu saja, di sini juga terdapat koleksi foto lain, seperti saat pengangkatan jenazah ke tujuh Pahlawan Revolusi, serta beberapa diorama pemberontakan PKI di berbagai wilayah di Indonesia.
Lebih lanjut terdapat pula Rumah Penyiksaan, yang mana dulunya tempat ini dijadikan sebagai sekolah. Tetapi saat tragedi tersebut berubah menjadi sebuah ruang penyiksaan kepada 7 Pahlawan Revolusi dalam menandatangani surat pernyataan mendukung komunisme di Indonesia.
Kini Monumen Pancasila Sakti, khususnya Lubang Buaya menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke tempat ini merupakan rombongan pelajar, atau para peneliti.
Kemudian, para wisatawan pun tak lupa mengabadikan momen saat berkunjung ke Monumen Pancasila Sakti.
Jam buka Monumen Pancasila Sakti mulai dari pukul 09.00 - 21.00 WIB. Harga tiket masuknya pun cukup terjangkau, yaitu Rp5 ribu saja perorangnya,
Akan tetapi bagi Anda yang ingin mengunjungi tempat bersejarah ini, harus tetap hati-hati. Jangan sampai mengotori atau merusak seluruh benda yang ada di dalamnya.





