Singapura Catat Suhu Terpanas Sepanjang 40 Tahun Terakhir, Ahli Ingatkan Risiko Heatstroke
JAKARTA, celebrities.id - Singapura tercatat memiliki suhu panas hingga 37 derajat Celcius, pada fenomena heatwave yang tengah melanda dunia saat ini.
Hal ini pun disoroti oleh ahli kesehatan Prof Zubairi Djoerban. Dia menyampaikan hal itu tidak bisa diremehkan.
Meskipun Indonesia belum menyatakan dilanda gelombang heatwave, Prof Beri menilai makin banyak orangtua atau lansia alami sakit karena dampak suhu panas sekarang.
"Semakin panas, semakin serius. Jangan meremehkan \'gelombang panas\', meski Indonesia belum menyatakan dilanda gelombang ini. Tapi banyak kerabat jatuh sakit, termasuk lansia. Di Singapura, mereka mencatat rekor suhu tertinggi dalam 40 tahun terakhir: 37 derajat celsius. waspada," tulis keterangan Prof Beri dalam Twitter pribadinya, dikutip Kamis (25/5/2023)
Melansir dari CNA, kondisi ini bisa terjadi dari kontribusi kendaraan dan konstruksi yang mengubah lingkungan perkotaan secara langsung.
Alhasil suhu udara meningkat atau secara tidak langsung mempengaruhi parameter lain seperti suhu permukaan.
Tidak mengherankan, saat pohon ditebang dan tanah terkena radiasi matahari, efek pendinginan yang diberikan tanah akan berkurang.
Selain itu, lebih banyak bangunan dan peningkatan upaya urbanisasi seperti konstruksi atau pembangunan, menyebabkan lebih panas yang dihasilkan di Kota.
Sehubungan dengan suhu Prof Beri menjelaskan menurut UN, dari 1998-2017, ada 166.000 orang meninggal karena gelombang panas. Terbaru, 13 orang meninggal di India akibat heatstroke.
"Heatstroke itu penyakit paling serius akibat gelombang panas. Terjadi karena tubuh tak mampu kontrol temperatur dan mengakibatkan temperatur tubuh cepat sekali meningkat, dan keringat gagal dikeluarkan dan badan tak bisa mengontrol temperatur untuk segera turun," jelas Prof Zubairi
Dengan demikian, dia menegaskan kembali, kondisi Heatstroke ini sangat berisiko pada lansia. Kemudian, pada bayi, balita, orang gendut apalagi obesitas, karena mereka tidak tahan terhadap dehidrasi.
"Lansia berusia 65 tahun ke atas. Saya sarankan dua kali sehari untuk memonitor mereka melalui telepon atau WA, apakah yang bersangkutan dalam kondisi baik atau dalam masalah kesehatan," kata Prof Zubairi
"Kemudian, yang harus mendapat atensi adalah mereka-mereka yang bekerja keras secara fisik saat gelombang panas ini," tuturnya.






