Sejarah Singkat SEA Games dan Peran Indonesia
JAKARTA - Pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara dengan nama SEA Games akan digelar pada 5-17 Mei 2023 di Phnom Penh, Kamboja. Melansir data yang ada di laman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), ada 36 cabor (cabang olahraga) dengan total 47 disiplin dan 581 nomor pertandingan yang akan disajikan dalam SEA Games tahun ini.
Beberapa cabor tersebut di antaranya adalah bulu tangkis, loncat indah, polo air, atletik, akuatik, renang, catur, tinju, basket, billiard, balap sepeda, road race, anggar, sepak bola, golf, sepak takraw, tenis meja, taekwondo, voli, wushu, dan masih banyak lagi.
SEA Games adalah salah satu pesta olahraga yang memiliki sejarah panjang. Dalam situs resmi SEA Games Federation Office, dijelaskan bahwa hadirnya SEA Games bermula dari SEAP Games atau South East Peninsular Games, dicetuskan oleh Luang Sukhum Nayapradit yang kala itu berposisi sebagai Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand.
Ide itu diutarakan Nayapradit karena melihat pentingnya kompetisi olahraga serupa dengan Olimpiade atau Asian Games dalam ranah yang lebih kecil di Asia Tenggara. Di sisi lain, keberadaan SEAP Games juga diharapkan bisa meningkatkan standar olahraga di negara-negara Semenanjung Asia Tenggara. Sehingga, para atlet bisa memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertarung di tingkat Asia bahkan dunia.
Konsep atau ide Nayapradit diserahkan kepada pelatih kehormatan Asosiasi Atletik Amatir Thailand, Dave Kicher. Dia berangkat ke Kamboja dan Vietnam pada 14 Februari 1958 untuk menyampaikan ide tersebut dan meminta pendapat lain dari petinggi olahraga asing.
Beberapa saat kemudian, Vietnam dan Kamboja menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan SEAP Games hingga akhirnya acara olahraga tersebut diselenggarakan pertama kali pada Desember 1959 di Bangkok, Thailand. SEAP Games pertama diikuti oleh 6 negara peserta dengan 518 atlet. Thailand tercatat sebagai juara umum dalam acara perdana ini.
Nama SEAP Games berubah menjadi SEA Games pada tahun 1977. Nama ini masih digunakan hingga kini dan rutin dipertandingkan setiap 2 tahun sekali.
Mulai tahun tersebut pula, Indonesia dan Filipina resmi menjadi negara peserta dan turut bertanding dalam SEA Games. Sementara itu, Brunei Darussalam bergabung pada tahun 1979.
Total ada 11 negara yang mengikuti SEA Games, yakni Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Timor Leste. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, SEA Games 2005 di Filipina merupakan edisi dengan atlet terbanyak, mencapai 5.336 orang. Selain itu, 11 negara lengkap berpartisipasi dalam ajang ini dan memainkan 443 cabor.
Bagaimana Peran Indonesia?
Selama keikutsertaan di SEA Games, Indonesia sudah empat kali berperan sebagai tuan rumah yakni pada tahun 1979, 1987, 1997, dan 2011. Prestasi Indonesia di SEA Games sudah tidak perlu diragukan lagi. Skuad Garuda berhasil meraih posisi sebagai juara umum sebanyak 10 kali yaitu pada tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, dan 2011.
Penyelenggaraan SEA Games di Indonesia tahun 2011 menjadi salah satu yang menarik karena dilakukan di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang. Berlangsung selama 11 hari sejak 11 November hingga 22 November 2011, para atlet dari negara-negara peserta memperebutkan 542 medali emas dalam 44 cabor yang dipertandingkan. Keputusan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah SEA Games 2011 tercipta saat Rapat Dewan Federasi SEA Games di Bangkok pada 6 September 2006.
Bagi Indonesia, pelaksanaan SEA Games tahun tersebut sangat berpotensi meningkatkan perekonomian Sumatera Selatan secara keseluruhan. Data milik Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, ekonomi di Sumsel bahkan sudah tumbuh sebesar 6,5% sebelum SEA Games berlangsung.
Hal itu disebabkan adanya pembangunan sarana dan prasarana yang melibatkan tenaga kerja secara masif. Masih berfokus pada Sumsel, SEA Games menjadi kesempatan emas untuk memperlihatkan bahwa Sumsel adalah wilayah yang aman, kondusif, serta mampu diandalkan oleh pemerintah.
Harus siap menjadi tuan rumah yang mampu melayani ribuan orang tamu asing, Indonesia menganggarkan dana sebesar Rp350 miliar dari APBN tahun 2010. Dana tambahan sebanyak Rp2,1 triliun kembali dianggarkan dari APBN 2011. Namun, banyak pihak menyebut bahwa persiapan SEA Games di Indonesia pada 2011 tidak maksimal, sebab masih banyak venue yang belum selesai.
Selain itu, penginapan dan transportasi atlet juga dianggap belum mumpuni. Terlepas dari hal tersebut, Indonesia berhasil menyabet predikat sebagai juara umum dengan perolehan 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu.



