Sejarah Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW

Sejarah Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW

Travel | BuddyKu | Kamis, 23 Maret 2023 - 03:27
share

JAKARTA - Sejarah perjalanan bisnis Nabi Muhammad SAW yang bisa diteladani umatnya saat ini. Nabi Muhammad sudah mulai bekerja sejak masih sangat belia dengan menggembala kambing.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW mempunyai etika bisnis dalam menjalankan kegiatan berdagangnya.

Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW, sang Entrepreneur Muda

Masa kecil dan muda Nabi Muhammad SAW dihabiskan dengan bekerja dan mencari nafkah karena orangtuanya sudah tiada. Seiring beranjaknya usia, Rasulullah tetap bekerja bahkan semakin keras berusaha.

Tahap-tahapan ini membuat Muhammad menjadi orang yang mandiri. Sebab, selain untuk menghidupi keluarga, sebagai pemimpin kaum muslimin di dunia, Muhammad memiliki tanggung jawab untuk membantu kemaslahatan umat.

Kejujuran Jadi Landasan Bisnis Nabi Muhammad SAW

Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Muhammad meninggal dunia saat sang rasul masih dalam kandungan ibunya Muhammad hanya bisa menikmati kasih sayang seorang ibu. Tak selang berapa lama, Aminah binti Wahb sang Ibu juga meninggal dunia ketika beliau berusia 6 tahun.

Demikian seperti dilansir dari buku Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, penulis Malahayati tahun 2010, Jakarta, Kamis (14/4/2022).

Ketiadaan orangtua membuat Muhammad kecil mau tidak mau menjadi orang yang mandiri.

Inilah cara Allah SWT untuk mendidik Muhammad menjadi pribadi yang tak suka bergantung pada kemurahan hati orang lain.

Meski tidak mendapatkan kasih sayang layaknya anak-anak lain, Muhammad kecil tetap tegar dan menjalani hidup dengan baik.

Sebab cinta Allah SWT selalu melingkupi setiap langkah beliau, dan sesungguhnya cinta Allah SWT adalah yang paling agung diantara cinta makhluk manapun di dunia ini.

Allah yang Maha Penyayang juga menjamin perlindungan bagi Rasulullah. Seperti firman dalam surat Ad-Dhuha:

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? (QS Ad-Dhuha[93]: 6)

Janji Allah ini dibuktikan dengan lingkungan kehidupan Rasulullah yang begitu aman, terlahir dari nasab (keturunan) yang mulia.

Muhammad mendapatkan ASI dari wanita Arab bernama Tsuwaibah Al-Aslamiyah. Berselang beberapa waktu Muhammad diserahkan kepada Halimatus Sa\'diyah atau Halimah.

Pada masa menyusu kepada Halimah, Rasulullah cukup lama menghabiskan waktu di perkampungan Bani Sa\'ad, asal kaum asal Halimah. Kondisi perkampungan Bani Sa\'ad saat itu sangat baik untuk perkembangan Muhammad

Muhammad kecil tumbuh dalam kemurnian dan keheningan Padang pasir, di bawah kilauan pancaran matahari dan udara yang bersih.

Karenanya, Muhammad tumbuh menjadi pemuda yang kuat, jasmaninya sehat, lidah yang fasih berbahasa Arab, jiwa yang berani, dan mampu menunggang kuda dengan baik sekalipun usianya masih muda belia.

Sampai suatu saat Allah menunjukkan kekuasaan-Nya. Dia mengirimkan dua orang malaikat untuk membelah dada Muhammad kecil. Oleh banyak pihak diyakini sebagai proses "pencucian hati" Nabi Muhammad.

Rohani beliau dibersihkan dari segala penyakit yang kerap mengotori hati manusia. Ini merupakan persiapan bagi Muhammad untuk menerima tugas besar di kemudian hari. Ketika berusia 5 tahun, Halimah mengembalikan Nabi Muhammad kepada keluarganya.

Selanjutnya Nabi berpindah-pindah pengasuhan. Pada usia 6 tahun Aminah sang Ibu membawanya ke makam sang Ayah, Abdullah bin Abdul Muththalib. Dalam perjalanan pulang, sang Ibu meninggal dunia di desa Abwa\'.

Kemudian pengasuhan beliau diserahkan kepada sang kakek Abdul Muthalib. Di usia 8 tahun beliau harus merelakan lagi kehilangan kakeknya. Otomatis hanya 2 tahunlah beliau bersama sang kakek.

Pengasuhan beliau selanjutnya diserahkan kepada pamannya, Abu Thalib yang seorang penggembala kambing dan hidup miskin.

Saat tinggal bersama sang paman, Nabi sudah bisa mencari uang sendiri. Beliau bertugas menggembala kambing milik penduduk Mekkah dengan upah beberapa qiraat.

Dari upah menggembala kambing tersebut beliau bisa menyambung hidup. Sebenarnya Nabi bisa saja terus menumpang kepada sang paman Abu Thalib.

Namun beliau ingin meringankan beban pamannya. Beliau ingin mandiri, tak hanya berpangku tangan saja. Dari sinilah mentalitas berwirausaha beliau mulai tertempa.

Dalam sebuah riwayat, beliau mengatakan, "Semua Nabi yang diutuskan Allah pernah menggembala kambing. Maka sahabat Baginda bertanya kepadanya : \'Engkau juga, wahai Rasulullah?\' Lantas Baginda menjawab: \'Aku juga begitu\'. Aku pernah menggembala kambing untuk penduduk Mekkah dengan upah beberapa qiraat\'."

Keberanian beliau untuk menggembala kambing menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang mandiri dan tangguh. Bekuan tidak suka berlama-lama berada dalam tanggungan pamannya. Beliau ingin menemukan jalan sendiri untuk menghidupi dirinya. Maka dalam usia yang muda ini beliau mulai menapakkan langkah menjadi seorang entrepreneur muda

Nabi mulai belajar berdagang ketika berusia 12 tahun. Sang paman mengajak beliau ke negeri Syam untuk ikut berdagang. Di sini jiwa entrepreneurship nya mulai terasah.

Beliau dan sang paman melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara yaitu Syiria, Jordan dan Lebanon. Muhammad cukup cerdas untuk menangkap bahwa peluang bisnis yang berkembang dengan pesat di sana adalah perdagangan.

Sebab tanah kota Makkah secara geologis cukup keras sehingga sulit untuk bercocok tanam. Maka peluang menjadi pengusaha lebih besar daripada menjadi petani. Kejelian inilah yang membuat Nabi menekuni bidang perdagangan.

Sebenarnya tidak heran jika dalam diri Nabi Muhammad bergelora jiwa bisnis, sebab latar belakang keluarga Muhammad sendiri sebenarnya adalah pebisnis.

Bukan sekadar pebisnis biasa, namun juga pebisnis kuat dan sukses. Sejarah mencatat, empat orang putra Hasyim bin Abdu Manaf (buyut Muhammad) adalah pemegang izin kunjungan dan jaminan keamanan dari para penguasa dari negara-negara tetangga seperti Syiria, Irak, Yaman, dan Ethiopia. Mereka dapat membawa kafilah-kafilah bisnis ke berbagai negara tersebut secara aman dan lancar.

Topik Menarik