Wisata Berkelanjutan di Sanggraloka Ubud, Penutup Tahun yang Menenangkan Jiwa
BALI, iNews.id - Mencari ketenangan jiwa di penghujung tahun 2025? Tidak ada salahnya melipir sejenak ke Bali, tepatnya ke Sanggraloka Ubud yang menawarkan pariwisata berkelanjutan.
Wellness traveling yang dihadirkan di Sanggraloka Ubud cukup bisa membuat pelancong melepas penat di sepanjang tahun, dan siap memulai 2026 dengan energi positif. Apa saja yang bisa didapat di lokasi ini?
Menurut pengalaman iNews.id, banyak hal positif dapat dilakukan di Sanggraloka Ubud. Menariknya, semua berkaitan dengan keberlanjutan dan wellness yang menenangkan.
Misalnya saja fasilitas sound bath yang menjadi salah satu andalan di lokasi ini. Terapi ini memungkinkan pelancong mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, sekaligus mengendalikan emosi.
Bahkan, grounding dengan kembali ke alam juga menjadi salah satu primadona dari aktivitas di destinasi yang berlokasi di Bresela, Ubud, Bali. Pengunjung bakal diajak berkeliling melihat kebun buah, herbs, hingga 'taman' kupu-kupu yang begitu asri.
Menariknya, buah dan sayuran yang ada di taman bisa dipetik dan diolah menjadi makanan. Ya, istilah kerennya farm-to-table dinner. Ini memungkinkan pengunjung bisa merasakan hidup menyatu dengan alam.
"Kami menghadirkan aktivitas yang sangat dekat dengan alam, namun dengan tetap menonjolkan kualitas pelayanan level internasional," ungkap I Wayan Lanus, Direktur dan Partner Sanggraloka Ubud, Rabu (10/12/2025).
"Kami percaya bahwa pariwisata tidak harus memilih antara pertumbuhan dan keberlanjutan. Di sini kami membuktikan bahwa bisnis yang dijalankan dengan menghormati alam dan budaya, justru menciptakan loyalitas, nilai ekonomi yang lebih kuat, dan hubungan jangka panjang dengan komunitas," tambahnya.
I Wayan Lanus melanjutkan bahwa tujuan hadirnya resort ini adalah menciptakan ekosistem yang menyehatkan tanah, memberdayakan masyarakat, serta menjaga warisan Bali agar terus hidup, bahkan bisa dikenal ke seluruh dunia.
Pengalaman menarik menginap di Sanggraloka Ubud adalah ketenangan. Hal ini yang mungkin jarang ditemukan di resort lainnya. Bahkan, pemandangan alam yang terkesan menyatu dengan hutan bisa didapatkan.
Sebab, proses pembangunan area resort tidak mengubah kontur tanah dan wilayah yang sudah eksisten. Dengan begitu, sangat mudah untuk pengunjung mendengar suara tonggeret, melihat kupu-kupu melintas di seluruh area resort, pun udara bersih nan sejuk.
Penyajian dan Rasa Makanan Kelas Dunia
Disampaikan General Manager Sanggraloka Ubud I Komang Kariyana, ada hal unik di lokasi ini. Tidak ada buffet saat breakfast. Bukan tanpa alasan, menurut Kariyana, model breakfast ala carte dipilih untuk menonjolkan pelayanan prima kepada tamu.
"Secara mudahnya, tamu bebas makan apa saja. Bahkan, main course pun boleh lebih dari satu. Tapi, kami yang sajikan sebagai bentuk pelayanan prima kepada tamu," kata Kariyana.
"Kami menilai, konsep buffet untuk sarapan kurang elok dilihat dan tidak menonjolkan kualitas pelayanan. Kami ingin memberikan yang terbaik kepada tamu, makanya kami yang 'serve' meski tamu bebas mau pesan apa pun," tambahnya.
Soal cita rasa makanan, sepanjang penulis mencicipi menu yang disajikan, semua rasa sangat baik. Bicara soal looks makanan, tidak usah diragukan, super cantik.
"Kami percaya, makanan tidak hanya soal perut, tapi juga penyajiannya mesti cantik untuk memberi kesan semakin spesial. Itu kenapa, setiap makanan yang disajikan, bukan hanya lezat dan berkelas, tapi tampilannya bagus," ujar F&B Director Sanggraloka Ubud Chef I Wayan Eka Arsana.
Jika Anda punya alergi atau vegan, Sanggraloka Ubud sangat mengakomodir kondisi tersebut. Pilihan menu yang beragam memungkinkan Anda untuk tetap bahagia dengan makanan yang disajikan tanpa kekurangan apa pun.
Sistem Keberlanjutan yang Dijaga Baik
Sistem keberlanjutan operasional menjadi poin menarik dari berdirinya resort ini. Jadi, menurut I Wayan Lanus, Sanggraloka Ubud menjalankan pengolahan limbah yang dipilah dan dikelola.
Dengan begitu sebagian besar limbahnya dapat dikomposkan dan didaur ulang. Bahkan, penggunaan air dan energi dioptimalkan melalui pengelolaan greywater, pemanenan air hujan, dan efisien peralatan.
Upaya tersebut selaras dengan kerangka GSTC dan prinsip ESG yang diterapkan melalui komite internal dan indikator terukur seperti pengurangan pemakaian air per guest-night, pengalihan sampah dari TPA minimal 70 persen, penurunan intensitas energi hingga 10 persen per tahun, serta pemantauan biodiversitas melalui indeks burung dan kupu-kupu di jalur Forest Path.
Lebih dari 70 persen tenaga kerja berasal dari Bresela dan Payangan, mendapatkan pelatihan hospitality berbasis budaya dan praktik ramah lingkungan. Rantai pasok juga diprioritaskan dari komunitas sekitar meliputi petani, perajin, dan pemandu budaya dengan perputaran ekonomi lokal yang diproyeksikan mencapai Rp1,2 miliar hingga Rp1,6 miliar per tahun saat resort mencapai kapasitas penuh.
Dengan operasional yang efisien, diversifikasi pendapatan, dan keterlibatan ekonomi lokal yang terukur, Sanggraloka menjadi contoh bagaimana model hospitality dapat menciptakan nilai komersial sekaligus sosial. Pendekatan ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya memenuhi ekspektasi pasar modern, tetapi juga memperkuat daya saing, loyalitas tamu, dan stabilitas bisnis jangka panjang.
"Di tengah transformasi industri pariwisata yang menuntut diferensiasi dan tanggung jawab, Sanggraloka Ubud hadir sebagai luxury resort pilihan terbaik di Bali yang berkembang tanpa melepaskan akarnya pada komunitas dan lingkungan yang mendukungnya," kata I Wayan Lanus.





