Deretan PO Bus asal Aceh, Ada yang Tempuh Jarak 3.000 Km Selama 3 Hari
JAKARTA, iNews.id Provinsi Aceh yang letaknya di ujung barat Indonesia dikenal memiliki banyak perusahaan otobus (PO) legendaris. Beberapa di antaranya menggunakan sasis premium.
PO bus di Aceh tak kalah mewah seperti di Pulau Jawa dengan mengutamakan kenyamanan dan fasilitas terbaik. Memiliki trayek dengan jarak tempuh cukup panjang ribuan kilometer (km) menjadi salah satu alasa memakai sasisbpremium. Apalagi perjalanan yang ditempuh butuh beberapa hari.
Lantas, PO bus apa saja yang berasal dari Provinsi Aceh? Berikut deretannya seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. PO Putra Pelangi
PO Putra Pelangi berasal dari Nanggroe Aceh Darusalam, yang dimiliki oleh Rusimin Efendi dan terus meremajakan unit busnya hingga saat ini. Salah satu keunikan bus ini adalah memiliki lampu warna-warni di dalam kabin sesuai dengan namanya, pelangi.
Armadanya juga menggunakan sasis premium yang dapat memberikan tenaga lebih besar dan meningkatkan kenyamanan penumpang. Penggunaan air suspension juga menjadi salah satu keunggulan yang membuat bus menjadi lebih stabil dan kedap suara.
Selain melayani perjalanan di Pulau Sumatera, seperti Medan, Aceh, Takengon, Bireuen, hingga Pekanbaru, PO Putra Pelangi juga ikut meramaikan jalur di Pulau Jawa, seperti menuju Jakarta dan Bandung. Jarak tempuh yang dilalui mencapai 2.500-3.000 km yang bisa memakan waktu paling cepat 3 hari.
2. PO PMTOH
PMTOH merupakan singkatan dari Perusahaan Transport Ondernemer Hasan yang bisa dikatakan salah satu PO bus legendaris di Sumatera. Pasalnya, PO PMTOH dirintis oleh Toke Hasan pada 1957, yang awalnya melayani perjalanan Aceh-Medan.
Kantor pusat PO PMTOH berada di Jalan Kuta Alam, Banda Aceh, dan memiliki kantor-kantor perwakilan di beberapa kota besar di Sumatera dan Jawa. Selain melayani angkutan penumpang, perusahaan ini juga menyediakan jasa pengiriman paket.
3. PO Kurnia
Perusahaan otobus satu ini juga bisa dikatakan legendaris di Sumatera, karena didirikan oleh Haji Usman, Abu Wahab, dan Buchari Usman, di Pidie, Aceh, pada 1974. Pada awal berdirinya, PO Kurnia hanya melayani rute jarak pendek, yakni Aceh-Medan.
Seiring berjalannya waktu, PO Kurnia semakin berkembang dan membuka jalur-jalur baru di Pulau Sumatera. Saat ini, mereka juga sudah memiliki lebih dari 250 unit bus, dan beberapa di antaranya menggunakan sasis premium.
Sasis yang mereka gunakan sebagian besar berasal dari Mercedes-Benz, seperti OF 813, OF 911, OF 913, OF 917, OF 1113, OH 352. PO Kurnia juga ikut dalam tren saat ini dengan menggunakan sasis tronton dari Mercedes-Benz OH 1836, OH 1526, dan OH 1626.
4. PO Sempati Star
Perusahaan otobus asal Aceh ini memiliki ciri khas yang unik, yaitu mewajibkan pengemudinya menggunakan dasi saat sedang bertugas. Selain itu, pengemudi juga diwajibkan menggunakan jas dan sepatu saat mengemudikan bus.
PO Sempati Star pada awalnya hadir dengan nama PO Bintang Sempati, pada 2012, yang berdiri di bawah naungan Sepakat Group. Sebagai pendatang baru, mereka menawarkan bus-bus dengan sasis premium dan fasilitas terbaik.
Saat ini, PO Sempati Star menjadi salah satu penyedia jasa transportasi darat AKAP yang menawarkan perjalanan terjauh dengan bus double decker, yaitu dari Banda Aceh menuju Bandung, Jawa Barat.
5. PO JRG
Memiliki nama lengkap Jasa Rahayu Geumpueng, PO JRG masuk dalam persaingan di jalur AKAP pada 2021, yang didirikan oleh Amir Gampong Gumpueng Pidie. Rute utama mereka adalah Banda Aceh Medan dengan armada yang berwarna merah menyala.
PO JRG juga mulai memperluas jangkauannya dengan menawarkan rute Banda Aceh-Bandung dengan jarak lebih dari 3.000 km. Perjalanan tersebut ditawarkan dengan menggunakan bus-bus premium.
Sasis yang digunakan PO JRG sebagian besar adalah Hino RK8 R260 Air Suspension yang mampu bersaing dengan buatan Eropa. Mereka juga menggunakan sasis Mercedes-Benz OH 1626, OC500RF 2542, dan Scania K410ib.
6. PO Cahaya Kembar Jaya
Perusahaan otobus ini merupakan pendatang baru dalam dunia transportasi darat berbasis bus di Aceh. PO Cahaya Kembar Jaya melayani Aceh-Medan dengan membeli armada bekas milik PO Haryanto.
Penggunaan nama Cahaya Kembar Jaya juga memiliki filosofi mendalam, yakni sang pemilik memiliki puti kembar. Bahkan, armadanya diberikan julukan sesuai dengan nama putrinya yakni Raisa dan Reina.
